Senin, 11 September 2017

Coffeeshop (part 1)


Hello guys,

Kali ini aku mau ceritain pengalaman ter-absurd yang pernah aku alamin. Jadi, minggu lalu jurusanku ngadain KKL ke Jogja sama Solo. Ya tempatnya sih emang ga jauh, mungkin kalo naik karpetnya om jin cuman membhtuhkan waktu satu kedipan mata. Tapi, yang membuat KKL ini istimewa adalah kebersamaannya dan keanehan para pesertanya. 

Senin malam setelah kita melakukan perjalanan yang cukup melelahkan, akhirnya kita sampai di sebuah hotel di Jogja. Lebih tepatnya di Jalan Parangtritir, Bantul, deket kampus ISI. Kita sampai sekitar jam 6 sore, habis itu langsung mandi, dll. Selesai mandi, Etha temenku, ngajak aku buat ke coffeshop, tapi dia ga tau tempat yang enak ada dimana. Akhirnya aku bilang kalo temenku juga kerja di coffeeshop. Aku tanya ke temenku, tapi ternyata tempatnya jauh dari hotel, dan dia juga shiftnya besok malem. Akhirnya kita nyari di google coffeeshop yang ada di Jogja. Ketemulah sebuah kedai yang ga jauh dari hotel. 

Kita bertiga memutuskan buat jalan kaki dan pake sendal Swallow sambil bergentayangan mencari coffeeshop. Atas berkat bantuan dan tuntunan mbak-mbak google kita pun jadi bingung sendiri dan nyasar kesana-kemari. Akhirnya aku nanya ke pak satpam hotel sebelah nama jalan yang di maksud sama google. Eh ternyata jalannya ada di depanku persis. Kita menyusuri jalan tersebut dengan formasi, Etha di depan sendiri, aku dan Emak sejajar. Jadi, Etha tuh kaya tumbal kalo misal ada apa-apa dia yang kena duluan, dan kita bakal kabur ninggalin dia. Setelah jalan sekitar 5 menitan kita mulai bingung, ini kenapa jalannya sepi banget ya? Padahal masih jam 9an, apa penduduknya pada suka bobo sore semua? Ahh entahlah, kita jalan terus walaupun di godain sama mas-mas yang ada di angkringan pinggir jalan. 

Setelah berjalan sekitar 15 menit, Etha mulai merasa cape karena ga nyampe-nyampe, akhirnya dia pindah ke belakang. Dan sekarang aku yang mimpin pasukan sendal Swallow pencari kopi. Kita masuk gang lagi yang berbeda, yang ditunjukin sama mbak-mbak google. Dan kita digodain lagi sama penjaga hotel sebelah ditanyain "mau kemana mbak, malem-malem kok jalan sendirian?" Sendirian dari mananya coba? Udah jelas-jelas kita jalan bertiga. Karena digodain Etha langsung mempercepat jalannya, dan dia sekarang ada di depan sendiri tanpa tau mau kemana. Soalnya yang pegang gps kan aku. Tapi, aku ga peduli sama godaaan bapak-bapak tadi. Aku memastikan jalan yang aku lewatin bener. Sesampainya ke coffeeshop yang diincer, eh ternyata udah tutup. Akhirnya kita berhenti dipinggir jalan dan berunding mau balik ke hotel apa cari yang lain. Etha yang lagi nyidam kopi memutuskan buat cari coffeeshop yang lain aja. Akhirnya kita nyari lagi di google dan akhirnya nemu. Ditengah hape yang udah mau mati dan dari tadi (sejam yang lalu) instal grab ga bisa-bisa dan akhirnya bisa, aku pesen grab buat ke tempat yang dimaksud.

(Bersambung)

Sabtu, 09 September 2017

Gagal Nembak


Beberapa hari kemudian, di jam istirahat Adam mengajakku untuk pergi ke kelasnya Sissy. Tapi, karena aku lagi makan aku pun menolak ajakannya. Akhirnya dia mengajak Bima. Waktu mereka sudah sampai ke kelas seberang, Adam memanggilku dari arah jendela.

"De, Dea!!!" Teriak Adam.

Aku langsung berdiri ketika mendengar teriakan Adam dan menatap ke luar jendela.

"De, semangatin aku ya. Doain berhasil!!!" Kata dia penuh semangat.

Aku cuma geleng-geleng kepala sambil tersenyum kecut melihat tingkah Adam. Aku pun duduk lagi, berusaha menghabiskan bekal yang ku bawa dari rumah. Untung kelas lagi kosong, jadi ga ada yang tahu tingkahnya Adam. Sambil menyantap makanan yang ada di depanku aku pun berfikir tentang kata-kata Adam tadi "semangatin aku ya!". Emang caranya gimana kalo mau nyemangatin orang yang mau nembak? Seumur-umur aku belum pernah ngelakuin hal itu. Apa aku harus bawa pom-pom terus berdiri di depan kelas Sissy sambil bilang 

"Go Adam, Go Adam Go!!!" Atau mungkin

"Give me A, Give D, Give me A, Give me M. Go Adam, Go Go, Go Adam!!!" 

Pake rok pendek diatas lutut, kemeja diiket, udelnya keliatan trus rambut dikucir dua kanan kiri, bawa pasukan satu kompi buat nari bareng? Gitu?

Dan itu tuh ga mungkin banget, akhirnya aku lanjut mengunyah setiap inci mendoan yang ada ditanganku dengan minyak dari ibu penjual yang super royal. Karena minyaknya banyak banget, mungkin kalo diperes bisa jadi pengganti Pomade, biar rambut lebih cling dan khas bau mendoan. Di jamin para cewe-cewe langsung mendekat. Cewe-cewe kecoa maksudnya (kecoa yang berjenis kelamin betina, bisa bertelur dan ga punya tit**). Harum bau daun pisang tatakan mendoan membuatku terbuai untuk makan dengan binal.

Bel tanda masuk berdering, dan semua siswa masuk ke kelas masing-masing. Aku melihat dari balik jendela Adam dan Bima berlarian menuju kelas sambil tertawa riang. Sesampainya di kelas aku langsung menanyai mereka.

"Gimana, dam? Berhasil apa enggak?" Tanyaku pada Adam yang sedang duduk dibangkunya sambil berusaha mengatur nafas."

"Berhasil apanya? Adam aja cuma lewat di depan kelasnya si doi. Begitu dia mau masuk ke kelasnya eh ada gebetannya. Akhirnya si Adam malah lari ngibrit." Sahut Bima dengan nafas yang masih tersengal-sengal.

"Ya ampun, dam. Cemen banget sih lu. Gitu aja udah nyerah. Kan belum tentu mereka pacaran."

"Udahlah, de. Aku nyerah aja, ga kuat aku kalo ngomong langsung ke dia. Lemes rasanya." Kata Adam yang kini sudah sedikit lebih tenang.

Akhirnya aku kembali ke tempat dudukku, karena guru mata pelajaran berikutnya juga sudah masuk ke kelas.

Sambil mendengarkan penjelasan guru, aku sambil termenung memikirkan 'emang susah ya buat mengungkapkan perasaan sama orang yang kita suka'. Padahal nih ya kalo dipikir-pikir, mereka tuh serasi. Sissy itu tinggi, cantik, pinter, baik, rambutnya panjang, kurus, ga nakal, tipe Adam bangetlah pokoknya. Semestara Adam juga ganteng (daripada temenku yang lain), anaknya orang kaya, pinter, baik (cuma sama aku, sama yang lainnya dia mah jahat), tinggi, putih (suka pake lotion), wangi, ga suka jajan (aku ga tau ini nilai plus apa bukan), ga punya temen (temennya Adam cuma temen dari SD contohnya aku). Ya pokoknya mereka cocok lah menurutku. Tapi, ditengah lamunanku ini entah kenapa ada perasaan ngga ikhlas saat aku tau Adam naksir cewe lain. 

Naksir Cewe (part 2) 


Semua anak memasuki kelas, tak terkecuali Bima, teman sebangku Adam. Beberapa menit setelah semua siswa memasuki ruangan, guru Bahasa Indonesia masuk ke kelas kami, Bu Tuti namanya. 

"Ayo anak-anak keluarkan buku paket kalian." Kata Bu Tuti sambil membetulkan kacamatanya yang mulai melorot.

Semua anak bergegas mengambil buku mereka, termasuk Bima dan Adam. Sewaktu mengambil buku paket dari laci mejanya, tanpa disengaja Bima menjatuhkan semua foto Sissy yang tadi dipamerkan Adam kepadaku. Bima lalu memungutinya satu per satu. Lalu terjadilah keributan diantara mereka berdua.

"Dam, kamu naksir Sissy???" Tanya Bima heran.

Tanpa menjawab pertanyaan Bima, Adam langsung merebut semua foto Sissy dari tangan Bima dan memasukannya ke dalam tas. Tapi, Bima terus saja meledek Adam sampai-sampai Bu Tuti marah.

"Adam, Bima!!! Kalo mau ribut diluar saja!" Bentak Bu Tuti

Pulang sekolah seperti biasa kami bertiga keluar kelas dan pulang bersama, aku, Adam, dan Bima.

"Ciee Adam cieee yang punya fotonya Sissy banyak banget." Kata Bima sambil menggoda Adam.

"Ya kenapa, lagian Sissy kan cantik. Ga punya pacar lagi. Jadi, apa yang salah kalo aku naksir dia?" Kata Adam sedikit kesal.

"Yang salah itu kamu, dam. Kamu ga berani buat bilang langsung ke dia. Cinta itu harus dinyatakan dam, bukan dipendam." Kata Bima sok bijak.

"Oke besok aku bakalan nyamperin Sissy ke kelasnya. Siapa takut." Kata Adam dengan nada sombong.

Kamis, 07 September 2017

Naksir Cewe (part 1)


Waktu duduk di bangku kelas 7 SMP. Adam pernah naksir cewe, namanya Sissy. Nama lengkapnya Sissy Respati. Dia adalah anak kelas 7B, sedangkan aku dan Adam adalah anak kelas 7E. Kelas kami berseberangan, soalnya kelasku itu bangunan lama dan kelasnya Sissy itu bangunan baru. Ya gitu deh pokoknya, susah jelasinnya. Pernah suatu ketika waktu jam istirahat dan kelas kosong Adam tiba-tiba manggil aku yang lagi makan mendoan di kelas.

"De, sini deh. Kamu mau tau ga?" Kata Adam sambil mencoba mengeluarkan sesuatu dari dalam tas.

"Apaan, dam?" Tanyaku penasaran.

"Ke sini dulu makannya." Kata dia sambil melambaikan tangan dari bangkunya yang berjarak dua bangku dari tempat dudukku.

Akhirnya aku berdiri dari tempat dudukku dan berjalan mendekati Adam. Waktu aku udah berdiri di samping Adam, dia nunjukin beberapa foto yang udah diprint. Aku menatap heran sekaligus bingung.

"Ini siapa, dam?" Tanyaku heran

"Ini Sissy, de. Anak kelas 7B. Masa kamu ga tau sih?"

"Oh itu...!!! Jadi beneran, dam? Gosip yang selama ini beredar kalo kamu suka sama Sissy?" Kataku setengah teriak.

"Stttttt, jangan keras-keras. Malu tau kalo ada yang denger." Kata dia setengah panik. Untung kelas lagi sepi dan cuma ada kita berdua.

"Cantik juga, dam." Kataku sambil melihat foto Sissy yang ada di tanganku.

"Iya dong, gebetan Adam masa ga cantik." Kata dia dengan nada sombong.

"Btw, kamu dapet darimana foto-fotonya?" Tanyaku heran

"Aku dapet dari facebooknya dia. Aku stalkingin dia, terus aku simpenin foto-fotonya." Jawab Adam santai.

"Astaga Adam, kamu niat banget. Ini fotonya juga kamu print sendiri?" Tanyaku heran.

"Iya, aku juga gunting sendiri fotonya. Makanya ada yang ga rapi kan." Jawab dia sambil menunjukan bagian yang ga rapi.

Setelah selesai liat foto-foto koleksi Adam, aku kembali ke bangku dan melanjutkan makan.

(Bersambung)

Selasa, 08 Agustus 2017

Adik Laki-Laki


Hello guys, 

Kali ini aku mau bahas tentang adiku sendiri. Ga penting sih emang, ya semua artikel yang aku tulis juga ga penting sih, tapi ini adalah artikelku paling ga penting banget. Dan untuk pertama kalinya aku bahas tentang adiku sendiri. Mungkin bagi kalian cewe-cewe yang punya adik laki-laki mengalami hal yang sama kaya aku. Oke, langsung aja kita bahas.

1. Tiba-tiba jadi tinggi

Yang aku rasain akhir-akhir ini adalah, aku berasa kurcaci kalo berdiri disamping adekku. Entah kenapa, setelah sunat dia kok jadi tambah tinggi kaya ada NOS (bagi yang gamers mungkin tau) yang ngebuat dia tumbuh lebih cepat.

2. Sok dewasa

Meskipun aku sebagai kakak lebih tua dari dia, tapi kadang tuh dia sok dewasa banget. Pake ada acara kasih nasehat segala, seakan-akan dia tahu segalanya.

3. Rugi lahir duluan

Akhir-akhir ini aku juga merasa rugi karena lahir duluan. Kenapa? Ya berasa rugi aja gitu loh, masa kita yang lahir duluan, trus kita yang tumbuh duluan. Dan disaat kita udah ga bisa tambah tinggi, tiba-tiba dia nambah tinggi. Seakan-akan hidup ini tuh ga adil sama sekali. 

4. Harus sering beli baju

Mungkin kasus ini cuma dialami adekku, setiap naik kelas dia harus beli baju baru. Soalnya baju yang tahun lalu udah ga cukup. Selain tambah tinggi, adeku juga tambah lebar, dan itu membuat ibuku semakin repot nyariin baju buat dia. Celana juga cepet banget sobek, karena dia tuh ga nyadar kalo pantatnya lebar, duduknya malah sembarangan. Ya udah, sobek tuh celana.

5. Suka seenaknya sendiri

Dia tuh susah banget dibilangin buat melakukan sesuatu sesuai aturan. Contohnya, waktu aku mau pake motorku yang sebelumnya dipinjem sama dia tiba-tiba spionnya tinggal satu. Waktu ditanyain kenapa tuh spion dicopot, dia jawab dengan enteng katanya 'ga usah terlalu taat aturan, lagian motornya cuma dipakIe dikampung.' Jawaban yang luar biasa keren yang diberikan oleh seorang pelajar SMP. Amazing. Habis itu, udah deh aku marahin habis-habisan.

6. Males banget belajar

Dia tuh malesnya kebangetan kalo disuruh belajar. Paling kalo disuruh belajar juga mentok cuma 5 menit, itupun cuman ngerjain PR. Kalo dia ga bisa jawab PR-nya, dia nanya ke semua orang yang ada di rumah. Kalo yang ditanyain juga ga bisa, ya udah dia tutup bukunya, trus mainan hp liat youtube.

Ya itulah beberapa deritaku menjadi kakaknya dia. Makasih udah baca artikelku yang super duper ga penting banget.

Senin, 31 Juli 2017

Tipe-Tipe Mahasiswa


Hello guys,

Kalo kemarin aku udah nulis tentang tipe-tipe dosen, sekarang aku mau bahas tentang tipe-tipe mahasiswa. Ok, langsung aja kita bahas.

1. Mahasiswa Rajin

Mahasiswa kaya gini nih biasanya datang paling awal, duduknya di depan sendiri, ngadep dosen kalo bisa, tugas dikumpulin paling awal walaupun kadang tugasnya isinya copy paste tapi yang penting ngumpulinnya cepet. Ga suka kalo kuliah kosong, atau dosennya tiba-tiba ga dateng tanpa konfirmasi.

2. Mahasiswa Males

Mahasiswa yang satu ini biasanya kalo dateng kuliah telat, malah lebih sering bolos dibanding berangkat. Dan sekalinya berangkat itu pasti telat, kalo tiba-tiba mereka berangkat awal, jangan-jangan terjadi sesuatu sama mereka. Mungkin mereka waktu mau berangkat kesamber petir dulu, kalo ga ketemu mimi peri di jalan dan dia bilang 'sayang kamu harus rajin kuliah' sambil pake rok dari daun kelapa. 

3. Mahasiswa Aktivis

Biasanya mereka adalah tipe orang yang kalo ke kampus dengan dandanan apa adanya alias baru bangun tidur banget. Soalnya biasanya mereka kalo malem tuh latihan kalo engga rapat sampe diatas jam 12. Mahasiswa ini biasanya juga banyak yang bolos kuliah paginya soalnya malemnya cape rapat.

4. Mahasiswa Anti Sosial

Mahasiswa yang satu ini parah banget sumpah. Dia masih hidup di dunia nyata, tapi pikirannya di dunia maya terus. Tiap hari pegangnya gadget, ga bisa lepas. Juga ada headset yang nempel di kupingnya. Mau dunia bergoncang kek, gajah bertelur, ada orang naik burung pake google maps kek, dia tetep asik sama dunianya. Bahkan, saat kuliah pun mereka diem-diem mainan hp, kadang di taruh di dalem tas, atau hpnya ditutupin pake kertas. Mereka dateng cuma buat menuhin presensi, dosen nerangin apa mereka juga ga bakal peduli, yang penting bisa main hp terus, dan gamenya ga kalah.

5. Mahasiswa Mukanya Ilang 

Mahasiswa yang satu ini adalah tipe yang paling gue hindarin. Kenapa? Karena mereka suka banget cari muka ke dosen. Dan kadang, cara mereka mencari muka tuh merugikan dan mengorbankan temennya sendiri. Ya kan mereka cari muka juga buat nguntungin diri mereka sendiri. Mungkin juga mereka ga pernah nganggep kita sebagai temennya.

6. Mahasiswa Pinter

Mahasiswa yang satu ini adalah tipe mahasiswa idaman. Kadang aku mikir apa mereka tuh emang terlahir pinter apa gimana sih. Kok kayanya kuliah aja ga terlalu aktif, dengerin dosen ngomong aja kaya ga serius, tapi kok tetep bisa ngikutin matkul ya? Malah setiap semester selalu cumlaude. 

7. Mahasiswa Artis

Kalo punya temen kaya gini tuh susah, kalo jalan sama dia berasa kita jadi jongosnya. Ya kan bumi langit banget, boss. Secara dia tuh artis dan kinclong banget kitanya buluk kaya baju habis buat ngelap oli. Kategori ini diisi oleh mahasiswa bintang kampus kaya duta kampus, duta kecantikan daerah kaya abang none, denok kenang, tapi bukan abang adek ya nanti jadinya malah bakul indomie pedes mampus. 

Itulah beberapa tipe-tipe mahasiswa yang pernah aku temuin selama kuliah. Kalo aku tipe yang mana? Mana ajalah, yang penting abang suka (receh banget). Makasih udah baca tulisanku yang super ga penting banget, dan receh banget. 

Sabtu, 29 Juli 2017

Tipe Dosen


Hello guys,

Ga kerasa ya, ternyata aku udah jadi mahasiswa selama 2 tahun, dan selama 2 tahun berbagai macam dosen aku temui. Dari mulai dosen ramah, sombong, pelit, doyan duit, genit, dll. Oke, langsung aja aku bahas di bawah ini.

1. Dosen Ramah

Dosen yang satu ini mungkin adalah salah satu tipe dosen yang disukai mahasiswa. Karena, sebelum kita sempet menyapa, mereka udah nyapa duluan meskipun dari kejauhan. Misalnya kaya yang aku alamin.

Disuatu pagi aku lagi jalan menuju ruang kuliah, pada saat mau naik ke lantai 2 tiba-tiba ada yang manggil.

"Dea." Pak Vino memanggilku sambil menghisap rokok yang ada ditangan. Aku yang tadinya udah mau naik tangga akhirnya balik badan dan jalan ke arahnya. Waktu lagi salaman ditanyain lagi.

"Kamu kuliah apa, de?" Tanya dia sambil menyeruput secangkir kopi panas.

"MKU, pak."

2. Dosen genit

Tipe dosen yang satu ini adalah yang paling aku sebel karena mereka tuh suka banget godain mahasiswa yang bening-bening. Sekali ada mahasiswi yang bening dikit langsung sikat. Dosen kaya gini juga sering banget dispik sama cewe" bening biar dapet nilai bagus.

3. Dosen Disiplin

Dosen ini adalah salah satu tipe dosen yang wajib dihindari, karena mereka merugikan kita. Karena biasanya dosen kaya gini kalo misal kuliah jam 7, jam 6.45 dia udah duduk  di kelas sambil mainin laptopnya. Tepat jam 7 dia langsung presensi mahasiswa pake laptopnya dan dimasukin ke sistem perkuliahan online. Begitu kalian telat 5 menit aja, ga bakalan deh dianggep masuk. Dan mereka selalu mengakhiri pertemuan disistem waktu perkuliahan baru dimulai. Jadinya, absen yang udah masuk ga bisa diganti lagi. Itu sih kalo di kampus aku, ga tau yang lain.

4. Dosen Pejabat

Tipe yang satu ini adalah dosen yang memegang jabatan di kampus, kaya misalnya kepala jurusan, ketua dekan, ketua biro, dll. Biasanya dosen yang satu ini sibuk pergi keluar kota, dan kadang mahasiswanya jadi terlantar.

5. Dosen Korup

Tipe dosen yang satu ini adalah tipe dosen yang paling aku benci. Yang sukanya makan duit mahasiswa. Ga ada kepentingan buat mendampingi mahasiswa lomba tiba-tiba malah ikut demi plesiran gratis.

6. Dosen Sombong

Tipe yang ini menurutku nyebelin banget, soalnya kadang kalo ketemu di jalan terus kita nyapa mereka, bukannya mereka balik nyapa eh malah buang muka, kan nyebelin.

7. Dosen Pinter

Tipe yang satu ini idolaku banget deh, soalnya berasa jadi tambah ilmu kalo dengerin omongannya. Kalo tanya sama dia, aku tanyanya sedikit di jawabnya berlimpah ruah sampe kita bener-bener mudeng.

8. Dosen Pelit

Dosen yang satu ini kalo ngasih nilai tuh pelit banget, kita udah salto-salto demi dapet nilai A aja ga bakalan dikasih. Soalnya dia punya standar yang bener-bener tinggi buat ngasih seseorang nilai A.

9. Dosen Ga Mudengin

Dosen yang satu ini parah banget sumpah, jadi kalo dia jelasin bukannya mahasiswanya tambah mudeng malah tambah bingung. Kenapa? Karena mereka ngomongnya muter-muter dan sebenernya mereka tuh ga bener-bener paham sama apa yang diajarin. Gimana mau bikin mahasiswanya paham kalo sendirinya ga paham?

10. Dosen Bayangan

Dosen yang satu ini sangat sulit ditebak keberadaannya, soalnya sering ngilang seenaknya. Ya sebenernya sih karena mereka bener-bener sibuk karena selain mereka ngajar di Sarjana, juga ngajar di pascasarjana. Jadi, kadang dalam 1 semester yang harusnya tatapmuka 16 kali diperskngkat jadi 3 kali, yaitu waktu perkenalan, uts, sama uas.

Itulah beberapa tipe dosen yang aku temuin selama kuliah. Makasih udah nyempetin baca tulisanku yang ga penting ini.


Kamis, 27 Juli 2017

Orang Indonesia (part 2)


6. Menggunakan tangan kanan
Kebanyakan orang Indonesia biasanya menggunakan untuk perbuatan yang baik contohnya makan, salaman sama orang lain, memberi sesuatu ke orang lain, mengacungkan jari, dll. Tapi di negara lain ga semuanya pake budaya ini, mereka mah kadang malah lebih sering pake tangan kiri.

7. Ngupil

Kata temenku ini adalah kebiasaan yang Indonesia banget, dan aku juga hobi ngupil di depan umum. Mungkin bagi sebagian orang ini adalah kebiasaan yang jorok, tapi bagi para pengupilers ini adalah kegiatan yang menyenangkan dan menegangkan kalo upilnya ga kena-kena. Apalagi biasanya kan orang di Indonesia kalo ngupil, setelah upil ada di tangan maka terjadilah kegiatan bulat membulatkan upil. Terus dilempar begitu aja, kalo ga ditempelin tembok.

8. Jam karet

Jam ini mungkin hanya berlaku di Indonesia dan ga ada di negara lain. Contoh paling nyata adalah kalo kita janjian jam 7 dan temen kita datengnya 7.30, trus mereka mencoba membela diri dengan alasan yang ga logis (aku sih gitu biasanya). Kebiasaan ini juga kebawa sampe di kampus, kalo kuliah jam 7 dosen kasih kelonggaran mahasiswa boleh telat 15 menit. Lebih dari itu ga dipresensi.

9. Tahu tempe

Selain kerupuk, orang Indonesia juga biasanya ga bisa makan tanpa tahu tempe. Soalnya tahu tempe kan makanan tradisional dan perlu dilestarikan. Orang Indonesia tulen (kaya aku) biasanya akan pusing waktu di meja makan ga ada menu yang ada tempenya.

10. Angkot

Kendaraan umum yang satu ini mungkin cuma ada di Indonesia. Dan mereka punya jalan sendiri yang kadang hanya dimengerti sopir dan Tuhan. Tiba-tiba berenti mendadak, motong jalan sembarangan, ngetem sembarangan, dan kalo kesenggol ga mau disalahin alias senggol bacok. 

Itulah beberapa kebiasaan yang ada di Indonesia dan Indonesia banget. Sebenernya masih banyak sih, tapi cukup segini aja tulisanku. Makasih buat yang udah nyempetin baca.

Orang Indonesia (part 1)


Hello guys,

Kali ini gue mau bahas tentang beberapa fakta tentang orang Indonesia. Sebagai warga negara Indonesia yang lahir di Indonesia dari orang tua orang Indonesia asli dan besar di Indonesia, gue udah akrab banget dengan kebiasaan orang Indonesia. Penasaran??? Simak tulisan gue ini. Cekidot

1. Belum makan kalo belum makan nasi

Yaps, judul diatas tuh menggambarkan kejadian yang gue alamin. Kadang di akhir pekan gue berkunjung ke rumah simbah yang ada di Semarang. Dan pernah suatu malam aku udah nyampe di rumahnya, dan ternyata ga ada orang sama sekali. Jadi, karena lapar dan nungguin mereka ga dateng-dateng, aku pergi ke warung mie ayam dan makan disitu. Selese makan, gue langsung ke rumah mbah karena udah di smsin kalo mereka udah di rumah. Sesampainya di rumah waktu baru duduk langsung ditanyain 

"Kamu udah makan belum, de?" Tanya simbah sambil meletakan bungkusan di atas meja.

"Udah mbah, barusan makan mie ayam." Jawab gue santai sambil meletakkan tas di kursi.

"Ini loh makan lagi sama capcay." 

"Kan barusan makan mbah, masih kenyang"

"Orang Indonesia itu kalo belum makan nasi namanya belum makan."

Bener banget kata simbah, pantes aja temen gue setiap makan Indomie pasti pake nasi.

2. Menyebut sesuatu dengan merk terkenal

Kadang orang Indonesia atau mungkin sebagian besar menyebut sesuatu dengan merk tertentu. Misalnya semua mie instan dibilang Indomie, atau semua motor dibilang Honda, semua air mineral dibilang Aqua. Dulu waktu kecil pernah ada kejadian. 

"Tadi yang naik Honda siapa, De? Tamu?" Tanya simbah

Aku pun bingung, karena aku dari tadi ga liat ada motor Honda atau mobil Honda parkir di halaman rumah.

"Honda apa mbah?" Jawab gue bingung.

"Itu loh Honda." Jawab simbah sambil menunjuk motor bapakku yang terparkir di halaman. Padahal motor bapaku merknya Suzuki bukan Honda.

3. Ga bisa makan tanpa cabe

Mungkin sebagian besar orang Indonesia itu ga bisa makan tanpa cabe. Ada sih beberapa yang ga suka cabe. Hal itu terbukti dari beranekaragam sambal yang ada di nusantara, bahkan sekarang juga ada sambal kemasan biar bisa dibawa kemana-mana. Menurut orang Indonesia (termasuk gue) makan itu kurang nikmat tanpa cabe, bahkan ada beberapa orang yang bilang kalo ga ada sambel mending ga usah makan. Atau kalo masakan ga ada cabenya sama dengan hambar. Tapi bagi orang bule cabe itu sangat menyakitkan, soalnya mereka ga doyan pedes. Bahkan sekarang, para penggemar cabe semakin banyak. Liat aja sekarang semakin banyak warung yang menunya mengandung cabe kaya Mie Level Setan, Geprek Sambel Dower, Ceker Setan, dan beberapa setan lainnya.

4. Makan di temani krupuk

Krupuk adalah teman makan yang wajib ada. Kebanyakan warung makan pasti selalu dihiasi dengan deretan toples krupuk. Bahkan waktu kecil, makanan terenak menurutku adalah nasi krupuk kecap. Itu adalah kenikmatan tiada tara tak tergantikan dengan emas mana pun (kok kaya iklan indoeskrim). Krupuk di Indonesia juga beranekaragam dari mulai krupuk udang, krupuk kulit, krupuk bawang, dll.

5. Makan pakai tangan

Makan itu lebih nikmat kalo pakai tangan, apalagi kalo makannya rame-rame. Tapi bagi orang bule, kebiasaan ini dianggap jorok. Ya udah sih, masing-masing negara kan punya kebudayaannya sendiri. Apalagi kalo makan nasi Padang, pecel lele, lamongan, ayam goreng, itu kurang nikmat kalo makannya pake sendok dan garpu. Apalagi kalo makannya udah abis dan sambelnya enak banget, biasanya ada adengan menjilat jari dan sela-selanya sampai bersih.

Bersambung ...






Gara-gara Sosmed


Hello guys,

Kali ini gue mau cerita tentang efek sosmed dikehidupan gue. Semakin berkembangnya teknologi membuat kehidupan kita semakin dimudahkan. Terlebih lagi sekarang ada yang namanya sosial media, kita bisa menemukan orang-orang dan tahu aktivitasnya dengan mudah. Dari mulai yang pertama ada Friendster, berkembang jadi Facebook, Twitter, Path, dan sekarang yang lagi hitz banget ada Instagram. 

Menurut gue, dengan adanya sosmed orang-orang jadi semakin gila. Kenapa? Karena orang-orang pada banci tampil semua. Contohnya kemarin, ceritanya gue lagi ngantri beli ayam geprek disekitar kampus. Karena gue ga bawa hape, gue nungguin ayamnya mateng sambil ngeliatin orang yang lagi pada makan. Tiba-tiba ada yang menarik perhatian gue, ada anak cewe lagi makan sendirian, tapi waktu dia lagi makan tangan kanannya nyendok nasi dan tangan kanannya megang hp. Dan hapenya tuh diberdiriin diatas meja. Dia ngomong-ngomong sendiri sambil liatin layar hape nya. Gue pikir dia lagi video call sama temennya, tapi kok dia ngedeketin mukanya sambil baca tulisan yang ada di layar. Oalah ternyata dia lagi nge live diinstagram. Astajim makan aja nge live mbak, udah berasa artis banget ya situ. Padahal orang disekitarnya tuh banyak, dan warungnya lagi rame banget. Kenapa dia memilih buat nge live diinstagram daripada bersosialisasi sama orang disekitarnya, ya basa basi lah, nanya jurusan apa, makannya apa, kamu kalo tidur merem apa melek. Ya gitu lah sosmed, mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Jauh dekat tarif sama, loh kok malah jadi kaya angkot.

Contoh kedua gue ambil dari keluarga gue sendiri. Jaman sekarang kan hape udah pada canggih-canggih. Punya uang 2 juta aja udah bisa dapet hape bagus ya walaupun merk China sih. Dan media berkirim pesan pun udah semakin canggih. Ga kaya dulu yang kalo kalian kirim sms keluarnya cuma huruf dan mentok juga ada smilenya. Sekarang kalian bisa kirim pesan lewan WA, BBM, Line, WeChat, DM Instagram, DM Twitter, dll. Ngurimnya pun ga cuma sekedar teks, tapi kalian bisa ngirim gambar, animasi, video, dll, tapi ga bisa kirim jodoh sih, kirim makanan juga ga bisa, apalagi kirim aku malaikatmu biar jadi teman hidupku (halah malah nyanyi). Dengan semakin canggihnya teknologi orang juga jadi suka pamer, mungkin karena mereka kurang perhatian. Pamer pacar baru, motor baru, mobil baru, hp baru, celana dalam baru (ada ga ya?). Ga terkecuali aku, kadang aku suka bikin story di ig (instagram) makan apa hari ini, lagi ngapain hari ini. Setelah dipikir-pikir aku kurang perhatian juga, ngapain coba bikin story kaya gitu kalo ga pengin diperhatiin orang lain. Ya namanya juga jomblo, kan kurang perhatian. Yang lebih parah nih, nyokap gue membentuk grup wa keluarga. Dan isinya ga penting banget sumpah, isinya tuh nyokap gue tiap pagi ngirimin foto masakannya ke wa. Begitu ditanya 'ngapain bu ngirim gituan?' Jawabnya adalah 'biar pada kepengin'. Oke fine. Kadang juga budeku mencari adiku di dalam grup 'Van, dimana? Sini main ke rumah'. Ya elah apa japri ga bisa ya? Kenapa pake dicari digrup segala? 

Itulah beberapa tingkah laku aneh yang gue temuin pada pengguna sosmed. Mungkin kalian menemukan yang lainnya. Makasih udah baca tulisanku yang ga penting ini. 

Ngeledekin Adam


Hari ini adalah hari rabu, dan pelajaran pertama hari ini adalah olahraga. Kami anak kelas 3 berjalan bersama menuju lapangan yang berada di dekat perumahannya Adam. Saat diperjalanan aku ngeledekin Adam terus.

"Dam, kamu suka sama Devina ya?" Tanyaku dengan muka menggoda.

"Engga, sotoy banget sih kamu!" Jawab dia sedikit marah.

"Halah ngaku aja, kemarin waktu pelajaran matematika aja kamu liatin dia terus." Aku menggoda Adam lagi, kali ini Adam benar-benar marah dan dia berjalan menjauhiku. Aku malah semakin menjadi-jadi bukannya minta maaf, aku malah neriakin dia.

"WOY TEMEN-TEMEN, ADAM SUKA SAMA DEVINA!!!" Teriaku dengan kencang sampe orang yang ada di barisan paling depan pun bisa mendengarnya, padahal aku berada di barisan paling belakang.

Sontak mereka langsung kaget, dan secara kompak ngeledekin Adam.

"Cieeeee...." kata mereka bersamaan dengan muka menggoda.

"Jadi beneran nih, dam. Kamu suka sama Devina?" Fahmi mencoba menggodanya.

"Apaan sih, itu tuh ga bener tau!" Jawab dia dengan marah.

Sesampainya di lapangan kita langsung disuruh baris, dan melakukan pemanasan.

"Pelajaran hari adalah bola kasti bagi yang putri dan sepakbola bagi yang putra. Silahkan kalian membagi tim sendiri." Kata Bu Mawar guru Penjaskes kami.

Kami sekelas hompimpah, yang menang masuk timku dan yang kalah masuk timnya Gendis. Aku dan Devina satu tim dan disela-sela permainan dia ngajak aku ngobrol.

"Kamu tuh tadi ngapain sih, de? Bikin malu aja." Tanya Devina heran sama kelakuanku.

"Ga papa, iseng aja haha."

"Eh tapi aku beneran suka sama Adam tau, aku kan jadi malu." Kata dia sambil tersipu malu.

Seketika aku langsung terdiam membisu seribu bahasa. 'Jadi, Devina beneran suka sama Adam?' Tanyaku dalam hati.

"Kok kamu bisa sih suka sama Adam?" Tanyaku heran.

"Dia kan pinter, selalu dapet ranking dan kalo ulangan matematika pasti nilainya tertinggi. Dia juga ganteng tau." Jawab dia sambil memandang Adam yang sedang duduk di tepi lapangan.

"Tapi kan dia kali jalan kaya cewe, Dev. Pantatnya megal-megol kaya entok. Bahkan cewe aja kalah sama dia." Aku mencoba menjelaskan.

"Ga papa, yang penting mamahnya punya warung jadinya jajannya banyak. Setiap aku beli di tempat Adam selalu dikasih bonus sama mamahnya."

Aku cuma diam mendengarkan cerita Devina yang seolah-olah membanggakan Adam, dan Adam ga ada cela dimatanya. Mungkin itulah yang namanya jatuh cinta, mata ga bisa melihat dengan jelas, cuma hati yang bicara.

Sabtu, 22 Juli 2017

Teman Sebangku


Setelah kita bertiga ikut Lomba Cerdas Cermat, suasana di kelas agak berbeda. Rafa, dan Adam ga mau main kecuali sama aku. Hal itu membuat beberapa anak kompleks menjadi bertanya-tanya, contohnya Andi 

"De, kenapa sih Rafa sama Adam kalo di sekolah ga mau main sama kita lagi? Padahal kan tadi sore masih sepedaan bareng?" Tanya dia heran

"Aku ga tau, An. Coba kamu tanya sendiri." Aku juga ga tau kenapa sikap mereka bisa berubah kaya gitu. Mungkin mereka merasa merekalah yang paling pintar di kelas saat ini. 

Pagi ini adalah minggu pertama di bulan Maret, dimana pada minggu pertama kita harus diacak tempat duduknya. Aku datang paling awal untuk memastikan dengan siapa aku duduk hari ini. Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya dateng juga teman sebangku ku. Namanya Bela, kita sering main bareng kalo di luar sekolahan. Rumahnya emang jauh dari rumahku, tapi kita sering janjian buat sepedaan bareng atau ke kali bareng. Bela dan aku adalah anak kampung, ga kaya Rafa, Adam, dll yang tinggalnya di perumahan. 

"Yee, aku duduk sama Dea hari ini." Kata dia sambil berjalan mendekati aku yang lagi duduk dibangku.

"Yeee aku juga seneng duduk sama kamu hari ini, soalnya aku terhindar dari siksaan duduk sama anak nakal." Kataku sambil ketawa.

Di kelasku, siswanya tuh banyak banget. Ada 49 siswa, yang sebenernya terbagi jadi kelas A dan B. Tapi, karena kekurangan ruang kelas jadinya semuanya digabung dalam 1 ruangan. Ga kebayang kan betapa kacaunya kelas ini. Di kelas ini kemampuam siswanya rata, maksudnya ada yang pinter, ada yang sedeng-sedeng aja, dan ada yang bodonya kebangetan. Di kelas ini juga terdapat beberapa anak nakal, dan aku sebel banget kalo duduk sama mereka, soalnya dinakalin terus.

Bel sekolah berdering kencang, menandakan jam pertama sudah dimulai. Beberapa anak yang terlambat datang berlarian menuju kelas sebelum pintu kelas ditutup. Salah satu dari siswa tersebut adalah Adam, dia tergopoh berjalan menuju kelas. Sesampainya di kelas, dia langsung berhenti di bangku ku. 

"De, kamu duduk sama siapa?" Tanya dia sambil jelalatan nyari bangku yang masih kosong

"Sama Bela lah!" Jawabku sinis

"Aku duduk dimana ya?" 

"Ya ga tau, coba aja cari bangku yang kosong"

Dia berjalan ke arah belakang kelas, dan dia menemukan bangku kosong tepat berada di belakangku. Salah satu sisi bangku itu udah diduduki sama seorang siswa yang mana Adam tuh sebel sama dia, soalnya dia sok cantik dan centilya luar biasa, namanya Cantika. 

"Huss sanah kamu geser, ga usah deket-deket aku duduknya!" Bentak Adam ke Cantika sambil mengerutkan dahi. 

Selama pelajaran berlangsung muka Adam bener-bener kecut, dia cemberut terus. Aku dan Bela meledeki dia sepanjang pelajaran sambil ketawa cekikikan.

Pelajaran pertama selesai, jam istirahat pun berbunyi. Saat istirahat, Adam ga keluar kelas sama sekali. 

"Kamu kok ga jajan, Dam? Kenapa?" Tanyaku heran

"Lagi ga pengin." Jawab dia dengan muka masam sambil memegangi tasnya. 

Aku keluar ke halaman sekolah, dan beli jajan sepuasnya. Aku dan teman-temanku main lari-larian di halaman sekolah. Bel sekolah kembali berdering menandakan kita harus masuk kelas lagi. Sesampainya di kelas, aku sama Bela kaget. Tiba-tiba Adam duduk dibangkuku, dan tasnya Bela udah pindah ke bangkunya dia.

"Loh dam, kamu kok duduk disini?" Tanyaku heran

"Iya, emang kenapa?" Jawab dia santai

"Tapi kan ini bangkuku!" Bela menyambar kaya petir disiang bolong

"Tasmu udah aku pindahin ke belakang tuh. Kamu duduk sama Cantika yah, aku duduk sama Dea" Jawab dia dengan santai.

Akhirnya daripada ribut, Bela memilih duduk sama Cantika.

"Dam, kamu kok gitu sih sama Bela! Kasian tahu! Kan Bela duluan yang berangkat, kamu kan berangkatnya telat! Tapi kamu malah ngerebut bangkunya dia." Aku mencoba menasihati Adam, meskipun aku tahu itu ga bakal ngerubah keadaan. Karena memang, Adam tuh sukanya seenakna sendiri, seolah-olah dunia ini cuma miliknya dia.

"Ya abis gimana? Aku kan ga suka duduk sama Cantika." Jawab dia santai

"Tapi kan, dam. Peraturan ini udah jadi kesepakatan bersama antara kita sama Pak Rudy." Aku mencoba menjelaskan

"Pokoknya kelas 5 semester ini aku maunya duduk sama kamu. Titik. Ga mau sama yang lain. Ga peduli temen-temen mau ngomong apa, biarin aja."

Akhirnya 1 semester ini aku habiskan dengan duduk bareng Adam. Dan kita seolah terisolasi dari dunia luar, karena kita punya dunia sendiri yang tak dimengerti orang lain. Sebenernya sih aku seneng bisa duduk bareng Adam terus, tapi aku kasian juga sama temen-temen yang harusnya duduk sama aku atau Adam karena pasti tasnya langsung dipindahin sama dia. Jahat banget sumpah si Adam. 



Rabu, 12 Juli 2017

Kencan Buta

Kemarin mba kos yang baru balik ke kos cerita, dia selama pulang ke Bekasi sekarang kerja di salah satu perusahaan asuransi. Dia jadi korban temen-temennya yang risih melihat ke-jomblo-annya (dipisah biar lebih jelas). Temen-temennya berusaha jodohin dia sama kenalannya. Dia cerita katanya selama di cafe cuma diem-dieman dan ngobrolnya ga jelas. Dia malah lebih sering ngobrol sama temennya dan kakaknya temennya.

"Coba aja kemarin gue ga bawa Bayu sama kakaknya, pasti gue mati kutu disitu." Kata dia sambil ketawa 

"Emang yang diobrolin apa aja, mba?" Tanyaku penasaran

"Ya gitu deh, ga penting. Kaya semacam, gimana kabarmu? Kamu sekarang kerja di mana?"

Aku jadi ngebayangin, gimana kalo suatu saat nanti aku mengalami hal yang sama. Karena saking ga lakunya (amit-amit deh) trus di jodohin sama temen-temenku. Kira-kira kaya gini percakapan yang akan terjadi.

Di salah satu sudut cafe kita berdua duduk sambil menikmati secangkir kopi.

Cowo : "Gimana kabarmu?" Tanya dia sambil memegangi cangkir kopi.

Aku : "Iya baik, kalo kamu gimana?" Jawabku santai 

Cowo : "A.....a...aku baik kok." Jawab dia gagap, karena grogi

15 menit berlalu dan kami hanya menunduk melihat meja yang padahal ga ada apa-apanya. Sesekali aku melihat ke sekeliling sambil mengetuk-ngetukan jariku di atas layar hp.

Cowo : "E... bunganya bagus ya." Dia mencoba membuka percakapan kembali sambil menunjuk bunga mawar kertas yang ada di dalam vas di depanku. 

Aku : "Iya bagus." Jawabku dengan santai sambil melempar senyum.

Cowo :"Mamah papah apa kabar?" Tanya dia mencoba mencairkan suasana

Aku : "Iya baik." Jawabku datar
Padahal di dalam hati sih aku penginnya jawab 'sok kenal banget sih lu! Pake nanya kabar ortu segala, emang situ udah pernah ketemu?' Tapi aku ga jadi jawab kaya gitu, nanti dikira preman pasar yang senggol dikit bacok.

Cowo : "Bunganya bagus ya?" Dia mengulang pertanyaan yang sama. Mungkin dia udah kehabisan bahan pembicaraan. Atau mungkin dia ahli botani, yang selama kencan ini berlangsung dia lebih banyak diem soalnya lagi mengamati struktur bunga yang ada di atas meja. Mungkin dia lagi melakukan pengamatan yang mendalam tentang bunga itu, mulai dari spesies bunga apa, nama ilmiahnya apa, jaringannya gimana, sampai kenapa bunga itu diciptakan. Ya walaupun itu cuma bunga kertas sih.

Aku : "Iya bagus ya." Jawabku sambil tersenyum kecut. Padahal sih dalem hatiku pengin jawab 'iya bagus, kaya motif celana dalamku. Mau liat ga??? Kamu bunga-bunga juga motifnya?' 

Kita diem lagi, tapi kali ini cuma sebentar. Dan dia mulai membuka pembicaraan lagi.

Cowo : "Hari ini cuacanya cerah ya?" Tanya dia sambil melihat langit dari kaca jendela besar yang langsung menghadap ke jalan tepat di samping tempat duduk kita.

Aku :"Iya cerah ya." Jawabku sambil tersenyum. Padahal aku pengin jawab 'iya cerah ya, cocok buat jemur ikan asin.'

Cowo : "Kamu habis ini mau kemana?" 

Aku : "Ga kemana-mana kok. Mau langsung pulang aja."

Cowo : "Kalo gitu aku anterin aja ya?" Tanya dia sambil berdiri mengambil kunci mobil yang ada disamping cangkir kopinya.

Aku : "Udah ga usah, aku bisa naik ojek online kok." 

Cowo : "Ga papa, aku anterin aja. Kamu tunggu bentar ya, aku mau bayar dulu." Kata dia sambil berjalan ke arah kasir.

Kita berdua p


Selasa, 11 Juli 2017

Lomba Cerdas Cermat


Pagi ini adalah hari yang bersejarah bagiku. Karena hari ini, Aku, Adam, dan Rafa akan mengikuti Lomba Cerdas Cermat SD tingkat kecamatan. Kami diboncengkan oleh guru kami ke tempat lomba yang ada di desa sebelah. Tiga bulan sudah kami digembleng oleh semua guru yang ada di SD kami. Kami juga sering tidak mengikuti pelajaran karena harus mengerjakan soal latihan di ruang tamu sekolah. Kadang saat semua siswa tengah mengikuti pelajaran, kami malah nyolong-nyolong beli jajan. Dan kita bertiga membentuk geng di kelas, inisiatornya adalah Adam. Dia ga mau bergaul sama temen lain yang ga ikut LCC. Karena dia pikir kami lah yang paling pintar di kelas.

Setelah 15 menit berkendara, kami pun sampai di tempat lomba. Tempatnya sudah ramai, dan ruangan lomba dipenuhi oleh siswa dari sd tersebut yang penasaran.

"Pokoknya, kalian harus fokus! Inget apa yang udah dilatih kemarin." Pesan Pak Rudy wali kelas kami

"Ok, pak." Jawab Rafa dengan penuh semangat sambil mengacungkan jempol dan senyum merekah di bibirnya.

Babak demi babak kami lalui, dan akhirnya kami sampai di babak final. Ada 3 meja dengan bel dan lampu di masing-masing meja tersebut. Kami duduk di meja tengah bertuliskan grup 2, menghadap semua penonton. Selama 3 bulan terakhir Pak Rudy sudah membagi tugas untuk kami. Adam, tugasnya mengerjakan soal matematika dan berhitung. Rafa, mengerjakan soal Ilmu Pengetahuan Alam. Sedangkan aku mengerjakan Ilmu Pengetahuan Sosial, dll. Setiap hari kami dilatih mengerjakan soal dan tanya jawab. 

Sesi pertama adalah sesi dimana juri membacakan pertanyaan untuk masing-masing regu. Dan kalau regu tersebut tidak bisa, maka akan dilempar ke regu lainnya. Dari 5 pertanyaan, kami bisa menjawab 3 dan yang lainnya dilempar ke grup lain. Sampai saat ini nilai kami saling mengejar dengan grup 3 dari SD Negeri 4 Kalibagor. Setelah sesi pertama selesai kami memasuki sesi pertanyaan rebutan. Adam sudah bersiap dengan kertas untuk berhitung. Dan mata kami fokus tertuju ke dewan juri. Saat soal dibacakan, kami bertiga refleks memencet bel. Saat memencet bel, tangan Adam berada di atas punggung tanganku. Dan saat itu juga, aku langsung refleks melihat genggaman tangannya. Tangannya yang putih, dan jari-jarinya yang panjang menggenggam hangat tanganku yang mulai dingin karena grogi. Aku menengok ke wajahnya yang sedang menjawab pertanyaan dari dewan juri sambil membacakan hasil perhitungannya. Seakan waktu berjalan lebih lambat, aku malah sibuk memandangi wajahnya, mengamati gerak bibirnya yang sedang menjawab pertanyaan juri, dan menelusuri setiap lekuk wajahnya dengan pandangan mataku. Alis tebal melengkung menghiasi wajahnya. Suara tepuk tangan penonton menyadarkanku dari lamunan ini.

"Jawaban benar nilai 100." Kata salah satu juri melalui pengeras suara.

Entah perasaan apa ini, tiba-tiba jantungku berdetak lebih kencang dan sejenak fikiranku jadi blank. Entah perasaan macam apa ini, aku belum pernah merasakannya sebelumnya. Pertanyaan berikutnya adalah soal IPS, dan jatahku yang menjawab. Saat pertanyaan dibacakan aku telat memencet bel dan pertanyaan pun berhasil di jawab oleh grup lain. Pak Rudy berusaha menyemangati kami dari bangku penonton. Poin kami seimbang dengan grup 3. Pertanyaan terakhir dibacakan dan kami langsung memencet bel, tapi jawaban kami salah dan nilai kami dikurangi. Grup 3 pun memenangkan lomba ini. 

"Sial! Harusnya tuh tadi jawaban kita bener tau, jurinya aja yang bego!" Umpat Rafa sambil berjalan keluar dari kelas menuju ke parkiran. Dia menendang tong sampah yang ada di depan kelas, untung saja tempat sampah itu kosong. Kedua guruku berjalan di depan sendiri, di ikuti Adam dan Rafa di belakang mereka. Dan aku berjalan di belakang mereka. Aku sibuk memandangi tubuh tinggi Adam dari belakang, sambil berkata dalam hati 'perasaan macam apa ini?'. Aku memandangi tanganku yang tadi bersentuhan dengan Adam. Aku mencoba mengingat saat tangan itu menyentuh tangan itu. Sepanjang perlombaan berlangsung tangan kami saling bersentuhan dan durasinya bukan hanya beberapa detik tetapi hampir 1 menitan. Adam semakin terlihat putih saat terkena sinar matahari pagi. Aku yang sedang sibuk memandangi tubuh Adam dari belakang tiba-tiba disadarkan dengan teriakan Rafa.

"Dea ayo kita pulang!!! Kamu agak cepet dong jalannya!" Dia yang lebih dulu sampai parkiran meneriakiku dengan muka menyeramkan. Memang dari kita bertiga dialah yang terlihat paling kesal. Andai saat itu fikiranku tidak blank, mungkin kami bisa sampai di kabupaten. 

Sabtu, 08 Juli 2017

Memilih Jurusan (part 2)

Beberapa hari kemudian mulai banyak alumni yang dateng ke sekolahan, buat mempromosikan universitas, institut, akademi mereka. Mereka semua mempromosikan apa aja yang ada di kampus mereka, jurusannya apa aja, kehidupan kampusnya kaya gimana, dll. Kebanyakan sih yang dateng dari PTN dan sekolah ikatan dinas. 

Setelah mendengarkan promosi dari beberapa kampus, sekarang giliran Undip yang mempromisikan kampus mereka. Pada saat sesi tanya jawab, aku nanya ke mereka seputar jurusan teknik sipil dan di jawab sama mereka. Pulang dari sekolah aku diskusiin lagi sama ibuku, tentang teknik sipil dan kata ibuku 

"ya terserah kamu aja, toh kamu juga yang mau ngejalanin"

Aku masih bingung, keesokan harinya adalah giliran anak UGM yang promosi. Di sesi tanya jawab aku juga nanya-nanya lagi tentang teknik sipil juga. Dan kali ini dijawab sama kakak kelas yang aku kenal. Aku agak sedikit mantap buat masuk ke Sekolah Vokasi UGM Teknik Sipil karena salah satu kakak kelasku cerita, kalo dia tuh ga nyangka sama sekali kalo dia bakalan masuk UGM. Karena dia selama belajar di SMA awur-awuran, dan hampir setiap ulangan dia remidi (dan aku tahu sendiri). Karena ceritanya dia aku tambah yakin kalo aku bisa, dan temen-temenku juga ngeyakinin aku.

"Udah de, kamu masuk SV UGM aja." Kata Vera mencoba memberi semangat.

Tapi aku mulai berfikir kalo aku ambil D3 kan abis itu mesti nerusin ke S1. Jadi percuma aja dong aku kuliah 3 tahun, kalo masih harus ngelanjutin S1 lagi selama 4 tahun. Waktuku habis buat ngejar S1 tok. Jadi aku ga jadi ambil SV UGM. Dan setelah itu ada promosi dari anak Universitas Jendral Soedirman (Unsoed) Purwokerto. Dan selama mereka promosi aku ga tertarik sama sekali, karena aku ga ada niatan sekolah sama sekali disitu. Karena deket dari rumah, aku kan penginnya sekolah yang jauh dari rumah biar lebih mandiri. Padahal, di Unsoed ada Teknik Sipil tapi aku ga tertarik sama sekali. Karena waktu aku lagi di gereja dan ngobrol-ngobrol sama temen-temen gerejaku, ada salah satu temenku yang juga mau masuk ke sana. Dan aku ngga mau masuk ke sana soalnya males kalo aja sekelas sama dia, abisnya dia gajebo. Dan kayanya yang masuk teknik kebanyakan lulusan STM yang notabene cowok semua. Aaaaaaa..... tidak....!!!

Setelah pusing-pusing memilih jurusan, dan tanya sana sini, akhirnya aku memutuskan untuk memilih Pendidikan Seni Musik Universitas Negeri Semarang. Karena memang aku sudah punya bakat di situ.

Kamis, 06 Juli 2017

Memilih Jurusan (part 1)


Hello guys, 

Kali ini aku mau cerita tentang pengalamanku memilih jurusan. Mungkin sebagaian dari kalian yang duduk di bangku kelas 12 bingung mau milih jurusan apa. Karena kata orang-orang salah memilih jurusan sangat berpengaruh terhadap masa depan kalian.

Pada waktu itu, aku masih duduk di bangku kelas 12 SMA dan tengah disibukan dengan persiapan tryout ini itu, mulai dari tryout sekolahan, bimbel, sampai PTN ternama. Hari-hariku semakin berat ketika guru BK datang ke kelas dan mengumumkan kalo pendaftaran SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) udah dibuka, dan setiap siswa disuruh ngisi angket buat data sekolahan. Jadi, satu kelas dikasih kertas yang isinya kita harus nulisin nama kita dan disebelahnya ada kolom pilihan 1-3 yang harus kita pilih. Nah pada saat itu aku ngisi pilihannya adalah pilihan pertama Teknik Sipil Undip, pilihan ke dua Teknik Sipil UNS dan terakhir Pendidikan Seni Musik Unnes. 

Kenapa aku kepengin banget masuk Teknik Sipil? Karena pada saat itu aku mikirnya infrastruktur di Indonesia ini kan masih jelek dan mungkin memerlukan lebih banyak para teknisi untuk mempercepat pembangunan (halah, ngomong opo to). 

Pulang sekolah aku bilang ke ibuku apa yang terjadi di sekolah dan dia tanya

"Emang kuliahnya anak teknik sipil itu ngapain?" 

"Ya nggambar lah bu, sama ngitung-ngitung." 

"Emang kamu bisa nggambar? Wong gambar kamu aja jelek." Tanya ibuku dengan nada mengejek

Aku cuma bisa diem sambil mikir mau jawab apa, tapi ga ketemu-ketemu dan ibuku mulai ngomong lagi.

"Udah kamu mendingan daftar Seni Musik aja, yang jelas-jelas kamu bisa dan ada bakat disitu."

"Tapi kan bu, jadi anak teknik lebih berkelas dari pada jadi anak musik."

"Ya iya sih, tapi gimana kalo nanti ditengah jalan kamu ga bisa ngikutin kuliahnya dan kamu malah stress. Coba kamu cari info lagi sanah tanya kakak kelas."

Beberapa hari berlalu aku mulai mencari info tentang jurusan kuliah. Aku mulai galau, bimbang, dan bingung harus ngapain. 

"Eh de, kamu jadinya daftar apa?" Tanya Vena, temen gerejaku yang 1 tahun lebih tua dari aku. Dan sekarang dia jadi mahasiswa UGM. 

"Ga tau nih, ven. Aku masih bingung."

"Lah kamu minatnya kemana?" Tanya vena 

"Aku sih penginnya masuk teknik sipil."

"Teknik sipil mana de rencananya?" Tanya Vena mencoba membantu.

"Penginnya sih UGM, ven. Tapi kayanya ketinggian, susah juga masuknya. Kalo ga UNDIP aja lah."

"Iya sih, kamu anak IPA sih ya. Aku punya temen anak teknik sipil nih, de siapa tau kamu mau nanya-nanya ke dia." 

Keesokan harinya aku dikasih pin bb, dan Vena nyuruh temennya nge-acc.

'Hai ka, ini Dea temennya Vena. Sorry ganggu nih, mau tanya-tanya boleh ga?' Aku mulai nge-bbm dia

'Oh iya de salam kenal, aku Angga. Oiya silahkan aja kalo mau tanya-tanya' jawab dia singkat

Akhirnya aku mulai tanya-tanya ba bi bu be bo. Tiap hari kerjaannya nanya terus, kadang kasian sama masnya takutnya lelah menjawab pertanyaan calon adek maba ini. Sampai suatu ketika aku nanya dan aku memutuskan untuk ga masuk UGM. 

'Kakak dulu waktu masuk UGM nilai rata-ratanya berapa? Trus masuk paralel terus ga?' 

'Dulu rata-rataku sih cuma 92. Ga pernah masuk paralel sih, paling ranking kelas itu pun kadang-kadang' 

Busett rata-rata 92, dia bilang cuma??? Di SMA ku itu udah terbilang bagus ya. Dan rata-rataku cuma 86 koma sekian. Aku memutuskan untuk mundur teratur dan memendam impianku dalam-dalam.

Beberapa hari kemudian aku ga nge-bbm dia lagi, soalnya sudah puas dengan jawabannya. Dan kesimpulannya aku ga mau masul situ karena berat.

"Gimana de, udah nanya-nanya ke Angga?" Tanya Vena

"Udah sih, trus gimana jadinya?" Tanya Vena penasaran

"Yah Ven, kayanya berat deh. Soalnya temenmu itu rata-ratanya 92, sedangkan aku cuma 86. Itu jauh, Ven." Jawab aku dengan nada memelas, karena ga tau mau ngapain lagi. 

"Lah trus kedepannya kamu mau gimana, de?" Tanya Vena kasihan

Aku tau temenku yang satu ini emang baik, dan dia orangnya ga tegaan. Jadinya dia rela ngelakuin apa aja (mungkin) demi membantu temannya. Aku juga salut sama dia, sampe mintain kontak temennya yang anak sipil (padahal dia bukan anak sipil) ke aku. 

Bersambung ...

Tragedi Toko Sepatu (part 2 )


Tiga hari kemudian setelah pulang dari Curug Bayan, aku mampir ke toko sepatu itu lagi. Setelah memarkirkan motor, aku langsung memasuki toko.

"Selamat datang mba, mau cari apa?" Sapa pelanggan toko dengan ramah.

"Cari jodoh mba, ada ga? Kira-kira yang tingginya 180 cm lah" bisikku dalam hati.

"Nyari sepatu lari mba, ada ga?" Kalo bisa sih yang langsung bisa membawaku lari dari kenyataan ini.

"Ini produk terbaru dari kami, silahkan dicoba aja" 

Aku mendengarkan penjelasan muka mbaknya dengan muka bingung dan melihat ke sekitarku.

"Ini kok kayanya ada yang beda ya? Tapi apanya ya?" Kataku dalam hati.

Kok penataan raknya beda sama yang kemarin, sepatunya juga kok jadi mahal-mahal. Apa dalam waktu tiga hari ini mereka ngubah display tokonya ya? Tapi kok ajaib banget, ngapain juga mereka ngelakuin itu. Aku lebih bingung lagi waktu aku ga nemu sepatu yang aku incar. Akhirnya aku tanya ke mas penjaga toko.

"Mas ada sepatu lari eagle ga?" 

"Eagle? Wah ga ada loh mbak, kita cuma jual produk bata soalnya."

"Masa sih mas, lah wong kemarin saya ke sini aja masih ada." Tanyaku semakin bingung.

"Kemarin kapan mba?" Tanya masnya bingung juga

"Kemarin ini mas?" Jawabku ngotot dan aku juga semakin bingung.

"Ga tau loh mba, dari dulu kita cuma jual produk-produk kita sendiri soalnya."

"Ya udah mas, makasih" 

"Iya mba." Jawab masnya sambil memberikan senyum

"Ada apa sih?" Tanya kakaku

Lalu aku menjelaskan apa yang terjadi. Dan dia cuma jawab

"Coba cek toko sebelah barang kali ada"

Akhirnya kita berpindah ke toko sebelah, dan langsung menemukan sepatu yang aku cari.

"Lah ini yang aku maksud" Dengan muka berseri dan mata berbinar aku menunjukan sepatu yang aku cari ke kakaku.

"Dasar bego, kamu tuh tadi salah masuk toko, makanya ga nemu-nemu. Mau nyari sampe gajah bertelur juga ga bakalan nemu kali." 

Kakakku ngomel-ngomel dengan muka kecut, sekecut ketek supir truk yang truknya ga ada acnya. Semua ini karena kebegoan adiknya yang ga sembuh-sembuh.

Setelah sepatu dibungkus dan aku bayar. Kami pun pulang.

Tamat.



Senin, 03 Juli 2017

Tragedi Toko Sepatu ( part 1 )


Minggu, 25 Juni 2017

Hari ini adalah hari lebaran, dimana setiap orang berkumpul dan merayakannya bersama keluarga, tak terkecuali aku dan keluargaku. Pagi harinya dimulai dengan bersalam-salaman di masjid deket rumah, trus ke makam simbah yang ada di deket rumah juga, dan dilanjutkan ke tempat saudara. Di tempat pakde, budeku, kami disuguhi berbagai macam makanan, dari mulai kue (kastengel dan balakurawanya), kacang bawang, pangsit, sampai opor ayam. Aku mencicipi semua makanan itu. 
Nah, waktu lagi ngantri mau ngambil opor budeku (pemilik rumah) bilang :

"Ayo ambil yang banyak, ini sambelnya ga pedes loh. Cobain ya!"
Antrian yang paling depan adalah para lelaki kelaparan yang mungkin belum makan satu bulan. Jadi ngambil makannya porsi kuli yang abis gali sumur. Termasuk juga waktu ngambil sambil, karena kata budeku sambelnya ga pedes jadinya ambil banyak banget. Waktu aku mulai makan opornya tiba-tiba ada yang nyeletuk

"Ini kok sambelnya pedes banget yah?" Sambil jalan ngambil aqua sebanyak-banyaknya dengan muka merah dan keringat bercucuran diwajah, tapi mulutnya masih nguyah makanan.

"Iya, ini mah pedes banget" sahut yang lain dengan ekspresi yang sama.

"Ga kok ga pedes, tadi kata si Chika (anaknya) aja ga pedes" jawab budeku (pemilik rumah) dengan santai.

"Busettt!!! Kaya gini dibilang ga pedes? Itu lidah udah mati rasa apa ya?" Aku mengumpat dalam hati

Setelah drama kepedesan dan karena udah kenyang dan dapet angpao, kami pun pulang. Beberapa jam setelah sampai di rumah aku makan lagi. Soalnya dari kemarin waktu ibuku bikin opor aku belum nyicipin. Apalagi kata ibuku ini opornya beda, soalnya bumbunya bumbu merah. 
Wuihhh, keren!!! Kenapa ga sekalian bumbunya biru aja biar jadi namanya "Opor Avatar". Opor buatan ibuku isinya daging ayam, parutan pepaya muda, tahu, dan krecek (kerupuk kulit). Waktu aku makan aku tambahin irisan kol, tomat, daun jeruk, dan bakso. Selese makan aku langsung mandi soalnya mau ke gereja. 

Sampai di gereja, aku mengikuti ibadah seperti biasa. Tapi, waktu udah mau pulang entah kenapa tiba-tiba perutku mules banget dan pengin kentut. Tapi gimana, ini kan masih di dalem gereja. Masa iya kentut di sini? Akhirnya sepanjang kotbah disampaikan, aku menahan kentut dan berusaha tetap memasang muka datar. Ibadah pun selese, dan aku berjalan sendirian ke motorku. Waktu udah mau naik ke motor tiba-tiba aku kepikiran mau ketemu temen-temenku dulu ah. Satu persatu aku salamin temen-temenku dan ngobrol ba bi bu be bo. Ditengah-tengah obrolan tiba-tiba perutku tambah mules, panas, dan kaya diremes-remes. Aku pun akhirnya pamit pulang, karena sudah tak tahan lagi menahan rasa ini. Di perjalanan pulang, aku liat ada toko sepatu di daerah Kebondalem, aku mampir dan liat-liat. Soalnya sepatu lariku habis dicolong kemarin. Ditengah-tengah perut mules ini, aku liatin sepatu lari satu persatu, dan aku udah nemu sepatu yang aku cari. Karena ga bawa uang, jadinya aku langsung pulang. Sesampainya di rumah aku langsung lari ke kamar mandi. Adikku yang waktu itu lagi mandi aku suruh keluar dengan paksa. Dan akhirnya..... L....E.....G....A....

Bersambung 


Curug Bayan

Hello guys,

Gimana nih libur lebaran kalian? Kalo aku sih kemarin liburan sama keluargaku ke salah satu curug yang ada di Kabupaten Banyumas, namanya Curug Bayan. 


Curug Bayan terletak di Desa Ketenger, Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas. Objek wisata yang satu ini menawarkan pemandangan alam yang indah dan segarnya air curug. Disekitar curug ada sungai yang berisi batu besar. Tak hanya anak-anak yang berenang, tapi juga orang dewasa. Airnya yang segar menggoda setiap orang untuk mandi disini. 


Di atas sungai ini berdiri kokoh dam Jepang dan jembatan Belanda. Ada juga cafe disamping sungai yang tempat makannya berbentuk pondokan. Kalo kalian mau piknik bisa juga, makan diatas tikar menikmati air curug dan hawa sejuk pegunungan. Tiket masuknya sangat murah sekali yaitu Rp 3000. 


Fasilitasnya cukup lengkap, seperti toilet, parkir, tempat makan, dan toko souvenir. Ada juga penjual jajanan disekitar curug, tapi inget habis makan jangan buang sampah sembarangan ya! 


Oke, itu tadi ceritaku waktu libur lebaran kemarin. Jangan lupa mampir ya ke Banyumas. See you ^_^

Selasa, 06 Juni 2017

Instastory


Setelah gagal ngobrol sama dia aku mulai mencari cara lain. Aku yang penarasan mencoba mencari akun instagramnya lagi. Aku ketikan namanya di kolom pencarian, ga lama muncul akun dengan nama tersebut. Aku kepoin akunnya, ternyata fotonya baru enam, menurut perkiraanku sih kayanya dia baru bikin akun beberapa bulan yang lalu. Ternyata dugaanku benar, diposan foto pertama emang baru dipos berapa bulan lalu. Aku liatin fotonya satu persatu, dan ga ada yang menarik. Apa emang dia yang ga suka foto atau emang ga bisa cari angle yang bagus. Entahlah. 

Setiap hari aku kepoin instagramnya kaya waktu aku kepoin bbmnya. Tapi tetep aja dia ga pernah ngepos sesuatu. Sampe suatu ketika dia bikin instastory, dan aku pengin banget liat. Tapi aku mikir lagi, 'nanti kalo gue liat kan dia bisa tau.' Setelah dipikir-pikir akhirnya aku liat juga karena emang penasaran banget. Aku liatin dengan serius, di video itu ada segerombolan anak yang kayanya lagi touring terus berhenti dipinggir jalan yang kayanya lagi istirahat setelah menempuh perjalanan jauh. Disela-sela istirahatnya, dia yang lagi megang kamera mamerin sebotol susu kefir dingin yang ada ditangannya sambil ngomong 'susu kefirnya enak loh.' 

'Njirr ternyata isinya iklan susu kefir.' Aku mengeluh dalam hati. Beberapa hari setelah itu dia ngepos foto. Fotonya dia sama temen-temennya di depan pabrik Pocari Sweet dan dia nge-tag temen-temennya. Nah, ini kesempatan emas nih biar bisa ngepoin dia lewat akun temennya. Aku kepoin satu persatu akun temennya ternyata banyak yang diprivate. Dan yang ga dikunci cuman 2 orang. Aku cariin foto yang ada dianya. Ada sebuah foto, mereka lagi camp ditengah hutan dan mereka duduk bareng. Dan disini ada keanehan, semua temennya dia senyum dengan ikhlas waktu difoto, tapi cuma dia yang senyumnya kaya orang lagi nahan pup, ga ikhlas sama sekali. 

Beberapa bulan pun berlalu, dan ga kerasa bulan ini udah setahun sejak pertemuanku sama dia. Dan di bulan ini juga dia berulang tahun yang ke 21. Aku yang bukan apa-apanya dia cuma bisa ngucapin 'HBD' distatus bbmku. Tanpa ada arah dan tujuan yang jelas ucapan itu buat siapa. Aku kepoin ignya lagi, dan ternyata dia udah buat story. Diinstastorynya dia ada seorang cewe yang tingginya sebahunya dia dateng ke kosnya dia sambil bawain kue ulang tahun lengkap dengan lilin dan balon bentuk hati bertuliskan 'Happy birthday'. Dia juga nge-tag ke akun cewe itu. Aku langsung syok dan ngomong dalam hati 'Jadi dia udah punya pacar???'. Aku yang belum percaya langsung kepoin akun cewenya dia. Dan aku menemukan fotonya dia sama cewenya, kayanya sih foto di studio gitu. Temen-temen mereka juga rame-rame pada komen, maklum cewenya anak hitz, jadi yang komen banyak. Salah satu dari komenan mereka adalah 'Ciee... pasangan ini akhirnya go publik juga.' Dan dari sinilah aku percaya kalo mereka beneran pacaran. Entah kenapa hati ini terasa perih, kaya habis disayat pisau trus dikucurin jeruk limau. 'PERIH!!!' Mungkin kalo perihnya dilambung, aku masih bisa mengasumsikan kalo aku kena maag. Nah tapi kalo ini perihnya di hati masa namanya maag juga sih. Dari sini aku sadar kalo yang aku alamin namanya patah hati. 

Kepencet


Setelah kejadian menghebohkan itu berlalu, aku mulai stalkingin bbmnya. Aku liatin setiap dia update status atau ganti dp. Sekarang aku udah punya kontaknya dia dan bisa liatin aktivitasnya, tapi apa yang bisa aku lakuin selain itu? Masa iya aku cuman jadi penonton? Aku kan juga pengin kali ngobrol sama dia, siapa tahu kita punya hobi yang sama kaya makan pisang goreng sama nasi atau pipis di kolam renang. Karena bingung ga tau mesti ngapain lagi, aku tanya ke temenku. 
"Nda, gimana nih aku harus ngapain?" Aku ngechat si Nanda
"Ya udah tinggal dichat aja lah, bilang hai apa gimana. Santai aja sih jangan terlalu kaku kaya krupuk abis dijemur gitu." Jawab Nanda
"Yaelah, nda. Nanti kalo aku bilang hai dianya jijik lagi sama aku. Kenal juga engga, tiba-tiba nyapa gitu. Receh banget sumpah." Jawabku.
"Lah trus kamu maunya gimana? Ya udah kalo dia posting, kamu like aja, biar seenggaknya dia tahu keberadaanmu." Jawab Nanda
"Oke, nda. Thanks buat sarannya. You're da real MVP." Jawabku

Aku langsung melakukan sarannya Nanda, waktu dia ganti dp logonya MU aku langsung ngelike. Trus abis itu aku juga ikutan ganti dp logonya MU. Waktu dia nulis status GGMU (Glory Glory Manchaster United) aku juga ikutan pasang status itu juga biar dikira aku juga fans fanatik MU. Padahal mah setiap mau nonton MU udah K.O dulu, coba aja MU tandingnya jam 5 sore WIB pasti aku nonton. Tapi kan ga mungkin, di Inggris pasti kan jam 10 pagi. Mana ada orang nonton bola jam 10 pagi, mereka juga pada sibuk kerja, sekolah, dll. Aku ngeliatin layar hp terus siapa tau ada balesan dari dia 'Eh, kamu suka MU juga?' chat yang aku harapkan. Tapi ekspektasi ga sesuai sama realita. Hpku tetep sepi kaya jalanan di negara yang warganya terinfeksi zombie. 

Aku tetep nunggu, siapa tau dia lagi sibuk atau likeku ketilep sama yang lain. Beberapa hari udah berlalu, dan ga ada perkembangan sama sekali. Aku yang bingung, lapor ke Nanda kalo tipsnya gagal total.
"Nda, gimana nih? Tips lu kok ga berguna sih?" Tanyaku sedikit geram.
"Udah tungguin aja siapa tau dia lagi sibuk." Jawab dia santai.

Ga terasa udah sebulan berlalu dan tetep ga ada respon dari dia. Aku mulai bosen ngelikein setiap dia update, udah berasa hina banget serasa fans yang ga dianggep. Aku juga udah nge-dc orang aneh yang invite aku, karena aku ga kenal sama dia sama sekali. Aku tanya lagi sama Nanda. 
"Nda, sekarang apa yang harus aku lakukan?" Tanyaku memelas.
"Ya ampun dari dulu masalahnya ga kelar-kelar! Cemen banget sih lu!" Jawab Nanda kesal
"Lah gimana, nda aku kan ga punya nyali." Jawabku sedih.
"Sekarang kumpulin nyali kamu buat ngechat 'hai' ke dia. Buruan!" Nanda nyuruh-nyuruh kaya emak-emak.

Aku menarik nafas panjang, dan menyiapkan nyaliku untuk sekedar nge-chat 'hai'. Waktu aku udah buka kontaknya dan siap buat nulis pesan, aku terdiam sejenak dan berfikir 'masa sih aku beneran mau nge-chat ke dia?'. Aku cuma bengong, dan terdiam sambil menatap layar hp. Aku mulai grogi, tanganku berkeringat. Tiba-tiba hpku terjatuh dari tanganku yang licin. Hpku jatuh tertelungkup di atas kasur, dan waktu aku balik, aku liat layar hpnya dan ternyata hpku ga sengaja nge-PING dia. 'MAMPUS!!!' Aku pun kaget, dan benar-benar panik. 'Kenapa gue bego banget ya Allah!!!' Aku ngomel-ngomel sendiri sambil mukul-mukul kepala dan guling-guling dikasur. Akhirnya karena panik dan bener-bener ga tau mesti ngapain lagi, aku dc dia biar ga menimbulkan masalah baru. 

Minggu, 04 Juni 2017

Stalking


Beberapa hari setelah pertemuan aneh itu, aku masih kebayang-bayang wajahnya. Dan masih kebayang juga sama tingkah anehku waktu di depan dia. Panahnya menancap begitu dalam dan membuatku klepek-klepek kaya ayam yang habis disembelih tapi ga mati-mati, malah lari keliling lapangan. Aku yang penasaran mencoba cari tahu sosmednya dia. Tapi ga ketemu", soalnya aku ga tau nama panjangnya dia siapa, yang aku tau cuma nama panggilannya. Akhirnya aku cari di grup pemuda gerejanya dia yang ada di fb. Voila, akhirnya aku menemukan dia yang ternyata namanya panjang banget, ya meskipun ga sepanjang jalan yang harus kutempuh untuk mencari kitab suci. Nama panjangnya itu ga ada hubungannya sama sekali sama nama panggilannya yang aku tau sejak kecil. Aku langsung kepoin fbnya, dan nge-add dia. Ternyata fbnya ga ada isinya, cuman promosi sampah ga penting. Terakhir kali update aja 2014. Ya sama sih, aku malah lebih parah, mungkin terakhir kali update waktu 2013, itu pun aku hapusin status" alaynya. Setelah puas ngubek" fbnya, aku coba cari dia di instagram, tapi hasilnya nihil. Belum puas, aku ambil hp tanteku dan nyari kontak bbm dihpnya dan ternyata ada. Aku langsung loncat" bahagia sambil senyum" sendiri. What a wonderful day !!! Rasanya pengin nari" di atas mobil sambil nyanyi" kaya di openingnya La La Land. Tapi, disinilah timbul masalah. Aku bingung mau invite dia apa ga. Jempolku yang tadinya asyik memencet layar hp, tiba-tiba berhenti, pandanganku kosong menatap layar hp, pikiranku kosong, dan entah kenapa cuma ada pertanyaan 'Invite ga ya?' yang melintas dipikiranku. Akhirnya aku cerita ke temenku yang sebenarnya, dan aku nanya ke dia.
"Nda, gimana nih aku invite apa ga?" Aku nanya lewat chat bbm.
"Ya udah sih di invite aja, apa susahnya sih nginvite orang?" Jawab dia
"Iya sih, tapi kan kalo orangnya ilfil sama aku gimana?" Tanyaku bingung.
"Halah, ga usah dipikirin. Yang penting diinvite dulu. Lagian kamu juga suka sama dia kan?" Tanya dia
Pertanyaan Nanda cukup membuatku diam sebentar dan berpikir sambil memandangi ternit rumah. Dalam hatiku berkata 'iya, bener juga sih kata Nanda.' Akhirnya aku invite dia, aku tungguin kok ga di acc" ya? 

Hari-hari pun berlalu, aku yang udah bosen berguling-guling ria di rumah tanteku akhirnya pulang. Di rumah aku ngecek hp terus, kok ga ada perkembangan apa" ya? Apa jangan" dia tuh sebenernya lagi liburan ke pedalaman Kalimantan, trus dia ditangkap sama suku setempat gara" pipis sembarangan, anunya dipotong dan semua barang bawaannya disita termasuk hpnya. Aku yang bosen dirumah terus, akhirnya ngajak temen-temenku jalan. Waktu kita lagi ngumpul di Kfc, ngobrol kesana-kemari termasuk cerita yang lagi aku alamin sekarang, dan ketawa ga jelas sambil menikmati seporsi burger dan segelas float. Tiba-tiba ada notif dihpku, ada orang yang invite aku tapi aku ga kenal dia siapa. Seingetku, tadi malem mbakku bilang temennya mau invite aku, soalnya dia mau nitip bareng kalo nanti aku balik ke Semarang. Tapi, temen mbakku itu kan cewe, dan ini yang invite aku cowo. Mana fotonya alay lagi. Aku mulai bingung dan tanya ke temen"ku.
"Gimana nih aku mesti ngapain?" Tanyaku bingung
Lalu terjadi kehebohan di atas eskalator, kaya orang mau lahiran, padahal cuman masalah invite meng-invite. Salah satu temenku malah ngomong jangan-jangan orang yang aku suka punya bodyguard dan dia nyuruh bodyguardnya buat invite aku dulu. Aku malah berfikir kalo dia maho, dan orang yang invite aku ini boyfriendnya yang ga terima kenapa ada laki-laki (aku) lain yang invite dia. Trus mereka berdua berantem 'Ini siapa, beib??? Kok ada cowo lain yang invite kamu? Kamu selingkuh ya?' Lalu mereka berdua bertengkar sambil memperebutkan hp. Tapi semua itu cuma ada dalam khayalanku aja. Trus aku nanya ke temenku.
"Emang kenapa kok harus gitu?" Tanyaku bingung
"Muka lu nyeremin sih, kriminal. Makanya dia takut mau acc lu, dan harus ada kelinci percobaan dulu." Jawab dia sambil cengengesan.
"WTF" kataku dalam hati. Aku cuma  membalas dengan menaikan satu alisku dan menatapnya tajam, kaya orang yang lagi nantang lawannya di film kungfu. Setelah aku invite orang asing tadi, ga lama dia accept invite-anku. Aku langsung cerita ke temenku keanehan ini. Dan sampe sekarang aku masih mencari tahu siapakah laki-laki yang meng-inviteku? Apa dia bener" temennya doi, atau hanya orang lain yang kebetulan lewat. 

Sabtu, 03 Juni 2017

Pertemuan Singkat


Jemaat gereja mengantri untuk mengambil makanan yang dihidangkan. Makanan tersebut dimasak oleh ibu" gereja, termasuk tanteku. Aku dan tanteku mencari tempat duduk, sementara sepupu dan omku berada di luar bersama dia dan papahnya. Tanteku asik mengobrol dengan orang yang ada disekitarnya, sesekali ada orang yang menanyaiku untuk sekedar basa-basi. Aku pun menyantap hidangan yang disajikan. Sambil makan aku melihat ke arah luar, dan melihat dia sedang makan sambil berdiri. Beberapa kali dia masuk ke aula untuk mengambil makanan yang lain. Aku pun sibuk mengamati gerak-geriknya. Sewaktu aku mau mengambil makanan yang lain, aku berpapasan dengan papahnya, dan aku baru tahu kalo jam tangan yang dipake dia kembar sama papahnya.  Aku yang sedang makan bertanya kepada tanteku "Te, dia tuh kuliah dimana sih?" Tanteku menjawab "Kalo ga salah sih di Solo, tapi ga tau di univ mana." 

Selesai makan kami pun beranjak pergi menghampiri om dan sepupuku. Ternyata diluar mereka ngumpul dan duduk bareng, dia, om, sepupu, dan papah mamahnya. Mamahnya menyapa tanteku, dan papahnya sibuk ngobrol dengan omku. Dan dia berdiri disamping mamahnya. Mamahnya terlihat sangat pendek ketika berdiri disampingnya, ya mungkin dia yang terlalu tinggi kali. "Zayn, kamu kuliah dimana? Itu tadi ditanyain sama Dea katanya dia malu mau tanya sendiri." Dia yang tadinya lagi menatap ke sekitar, seketika langsung memfokuskan pandangan ke arahku dan menjawab dengan suaranya yang berat "UNS" jawabnya singkat. Setelah itu dia menatapku dari ujung kaki sampai ujung kepala. Seolah-olah dia robot wall-e yang sedang menscan benda asing yang baru pernah dia lihat. Dandananku yang acak-acakan dan bentuk tubuhku yang tidak ideal sama sekali jelas saja terasa aneh baginya yang terlihat sempurna. Aku yang kaget dengan pertanyaan tanteku hanya bisa tertunduk malu tanpa bisa mengucapkan sepatah kata. Dalam hatiku berkata "kenapa harus ngomong kaya gitu sih?" Malu banget rasanya pengin banget kabur dari keadaan ini. Beberapa saat kemudian datang teman tanteku dan menyapa kami. Setelah itu tanteku memanggil omku untuk pulang.

Sesampainya di rumah aku lompat" sendiri di dalam kamar sambil senyum" sendirj kaya orang gila. Aku ga bisa ngelupain kejadian tadi, dan masih kebayang" terus. Kenapa aku melakukan hal bodoh lagi? kenapa aku ga salaman sama dia? Kenapa aku ga ngajak ngobrol dia? KENAPA....??? Terlalu banyak pertanyaan di dalam kepalaku. Andai saja aku tadi salaman sama dia pasti aku bisa merasakan sentuhan kulit telapak tangannya, dan aku akan ingat selalu bagaimana rasanya. Andai aja tadi aku ngajak dia ngobrol pasti suasananya lebih baik, padahal dia udah menatapku dan matanya seolah berkata "kamu mau tanya apa lagi?" Tapi entah kenapa aku lemah dihadapannya, bibir ini mendadak susah untuk digerakan, dan kaki ini rasanya ingin segera melangkah pergi.