Senin, 11 September 2017

Coffeeshop (part 1)


Hello guys,

Kali ini aku mau ceritain pengalaman ter-absurd yang pernah aku alamin. Jadi, minggu lalu jurusanku ngadain KKL ke Jogja sama Solo. Ya tempatnya sih emang ga jauh, mungkin kalo naik karpetnya om jin cuman membhtuhkan waktu satu kedipan mata. Tapi, yang membuat KKL ini istimewa adalah kebersamaannya dan keanehan para pesertanya. 

Senin malam setelah kita melakukan perjalanan yang cukup melelahkan, akhirnya kita sampai di sebuah hotel di Jogja. Lebih tepatnya di Jalan Parangtritir, Bantul, deket kampus ISI. Kita sampai sekitar jam 6 sore, habis itu langsung mandi, dll. Selesai mandi, Etha temenku, ngajak aku buat ke coffeshop, tapi dia ga tau tempat yang enak ada dimana. Akhirnya aku bilang kalo temenku juga kerja di coffeeshop. Aku tanya ke temenku, tapi ternyata tempatnya jauh dari hotel, dan dia juga shiftnya besok malem. Akhirnya kita nyari di google coffeeshop yang ada di Jogja. Ketemulah sebuah kedai yang ga jauh dari hotel. 

Kita bertiga memutuskan buat jalan kaki dan pake sendal Swallow sambil bergentayangan mencari coffeeshop. Atas berkat bantuan dan tuntunan mbak-mbak google kita pun jadi bingung sendiri dan nyasar kesana-kemari. Akhirnya aku nanya ke pak satpam hotel sebelah nama jalan yang di maksud sama google. Eh ternyata jalannya ada di depanku persis. Kita menyusuri jalan tersebut dengan formasi, Etha di depan sendiri, aku dan Emak sejajar. Jadi, Etha tuh kaya tumbal kalo misal ada apa-apa dia yang kena duluan, dan kita bakal kabur ninggalin dia. Setelah jalan sekitar 5 menitan kita mulai bingung, ini kenapa jalannya sepi banget ya? Padahal masih jam 9an, apa penduduknya pada suka bobo sore semua? Ahh entahlah, kita jalan terus walaupun di godain sama mas-mas yang ada di angkringan pinggir jalan. 

Setelah berjalan sekitar 15 menit, Etha mulai merasa cape karena ga nyampe-nyampe, akhirnya dia pindah ke belakang. Dan sekarang aku yang mimpin pasukan sendal Swallow pencari kopi. Kita masuk gang lagi yang berbeda, yang ditunjukin sama mbak-mbak google. Dan kita digodain lagi sama penjaga hotel sebelah ditanyain "mau kemana mbak, malem-malem kok jalan sendirian?" Sendirian dari mananya coba? Udah jelas-jelas kita jalan bertiga. Karena digodain Etha langsung mempercepat jalannya, dan dia sekarang ada di depan sendiri tanpa tau mau kemana. Soalnya yang pegang gps kan aku. Tapi, aku ga peduli sama godaaan bapak-bapak tadi. Aku memastikan jalan yang aku lewatin bener. Sesampainya ke coffeeshop yang diincer, eh ternyata udah tutup. Akhirnya kita berhenti dipinggir jalan dan berunding mau balik ke hotel apa cari yang lain. Etha yang lagi nyidam kopi memutuskan buat cari coffeeshop yang lain aja. Akhirnya kita nyari lagi di google dan akhirnya nemu. Ditengah hape yang udah mau mati dan dari tadi (sejam yang lalu) instal grab ga bisa-bisa dan akhirnya bisa, aku pesen grab buat ke tempat yang dimaksud.

(Bersambung)

Sabtu, 09 September 2017

Gagal Nembak


Beberapa hari kemudian, di jam istirahat Adam mengajakku untuk pergi ke kelasnya Sissy. Tapi, karena aku lagi makan aku pun menolak ajakannya. Akhirnya dia mengajak Bima. Waktu mereka sudah sampai ke kelas seberang, Adam memanggilku dari arah jendela.

"De, Dea!!!" Teriak Adam.

Aku langsung berdiri ketika mendengar teriakan Adam dan menatap ke luar jendela.

"De, semangatin aku ya. Doain berhasil!!!" Kata dia penuh semangat.

Aku cuma geleng-geleng kepala sambil tersenyum kecut melihat tingkah Adam. Aku pun duduk lagi, berusaha menghabiskan bekal yang ku bawa dari rumah. Untung kelas lagi kosong, jadi ga ada yang tahu tingkahnya Adam. Sambil menyantap makanan yang ada di depanku aku pun berfikir tentang kata-kata Adam tadi "semangatin aku ya!". Emang caranya gimana kalo mau nyemangatin orang yang mau nembak? Seumur-umur aku belum pernah ngelakuin hal itu. Apa aku harus bawa pom-pom terus berdiri di depan kelas Sissy sambil bilang 

"Go Adam, Go Adam Go!!!" Atau mungkin

"Give me A, Give D, Give me A, Give me M. Go Adam, Go Go, Go Adam!!!" 

Pake rok pendek diatas lutut, kemeja diiket, udelnya keliatan trus rambut dikucir dua kanan kiri, bawa pasukan satu kompi buat nari bareng? Gitu?

Dan itu tuh ga mungkin banget, akhirnya aku lanjut mengunyah setiap inci mendoan yang ada ditanganku dengan minyak dari ibu penjual yang super royal. Karena minyaknya banyak banget, mungkin kalo diperes bisa jadi pengganti Pomade, biar rambut lebih cling dan khas bau mendoan. Di jamin para cewe-cewe langsung mendekat. Cewe-cewe kecoa maksudnya (kecoa yang berjenis kelamin betina, bisa bertelur dan ga punya tit**). Harum bau daun pisang tatakan mendoan membuatku terbuai untuk makan dengan binal.

Bel tanda masuk berdering, dan semua siswa masuk ke kelas masing-masing. Aku melihat dari balik jendela Adam dan Bima berlarian menuju kelas sambil tertawa riang. Sesampainya di kelas aku langsung menanyai mereka.

"Gimana, dam? Berhasil apa enggak?" Tanyaku pada Adam yang sedang duduk dibangkunya sambil berusaha mengatur nafas."

"Berhasil apanya? Adam aja cuma lewat di depan kelasnya si doi. Begitu dia mau masuk ke kelasnya eh ada gebetannya. Akhirnya si Adam malah lari ngibrit." Sahut Bima dengan nafas yang masih tersengal-sengal.

"Ya ampun, dam. Cemen banget sih lu. Gitu aja udah nyerah. Kan belum tentu mereka pacaran."

"Udahlah, de. Aku nyerah aja, ga kuat aku kalo ngomong langsung ke dia. Lemes rasanya." Kata Adam yang kini sudah sedikit lebih tenang.

Akhirnya aku kembali ke tempat dudukku, karena guru mata pelajaran berikutnya juga sudah masuk ke kelas.

Sambil mendengarkan penjelasan guru, aku sambil termenung memikirkan 'emang susah ya buat mengungkapkan perasaan sama orang yang kita suka'. Padahal nih ya kalo dipikir-pikir, mereka tuh serasi. Sissy itu tinggi, cantik, pinter, baik, rambutnya panjang, kurus, ga nakal, tipe Adam bangetlah pokoknya. Semestara Adam juga ganteng (daripada temenku yang lain), anaknya orang kaya, pinter, baik (cuma sama aku, sama yang lainnya dia mah jahat), tinggi, putih (suka pake lotion), wangi, ga suka jajan (aku ga tau ini nilai plus apa bukan), ga punya temen (temennya Adam cuma temen dari SD contohnya aku). Ya pokoknya mereka cocok lah menurutku. Tapi, ditengah lamunanku ini entah kenapa ada perasaan ngga ikhlas saat aku tau Adam naksir cewe lain. 

Naksir Cewe (part 2) 


Semua anak memasuki kelas, tak terkecuali Bima, teman sebangku Adam. Beberapa menit setelah semua siswa memasuki ruangan, guru Bahasa Indonesia masuk ke kelas kami, Bu Tuti namanya. 

"Ayo anak-anak keluarkan buku paket kalian." Kata Bu Tuti sambil membetulkan kacamatanya yang mulai melorot.

Semua anak bergegas mengambil buku mereka, termasuk Bima dan Adam. Sewaktu mengambil buku paket dari laci mejanya, tanpa disengaja Bima menjatuhkan semua foto Sissy yang tadi dipamerkan Adam kepadaku. Bima lalu memungutinya satu per satu. Lalu terjadilah keributan diantara mereka berdua.

"Dam, kamu naksir Sissy???" Tanya Bima heran.

Tanpa menjawab pertanyaan Bima, Adam langsung merebut semua foto Sissy dari tangan Bima dan memasukannya ke dalam tas. Tapi, Bima terus saja meledek Adam sampai-sampai Bu Tuti marah.

"Adam, Bima!!! Kalo mau ribut diluar saja!" Bentak Bu Tuti

Pulang sekolah seperti biasa kami bertiga keluar kelas dan pulang bersama, aku, Adam, dan Bima.

"Ciee Adam cieee yang punya fotonya Sissy banyak banget." Kata Bima sambil menggoda Adam.

"Ya kenapa, lagian Sissy kan cantik. Ga punya pacar lagi. Jadi, apa yang salah kalo aku naksir dia?" Kata Adam sedikit kesal.

"Yang salah itu kamu, dam. Kamu ga berani buat bilang langsung ke dia. Cinta itu harus dinyatakan dam, bukan dipendam." Kata Bima sok bijak.

"Oke besok aku bakalan nyamperin Sissy ke kelasnya. Siapa takut." Kata Adam dengan nada sombong.

Kamis, 07 September 2017

Naksir Cewe (part 1)


Waktu duduk di bangku kelas 7 SMP. Adam pernah naksir cewe, namanya Sissy. Nama lengkapnya Sissy Respati. Dia adalah anak kelas 7B, sedangkan aku dan Adam adalah anak kelas 7E. Kelas kami berseberangan, soalnya kelasku itu bangunan lama dan kelasnya Sissy itu bangunan baru. Ya gitu deh pokoknya, susah jelasinnya. Pernah suatu ketika waktu jam istirahat dan kelas kosong Adam tiba-tiba manggil aku yang lagi makan mendoan di kelas.

"De, sini deh. Kamu mau tau ga?" Kata Adam sambil mencoba mengeluarkan sesuatu dari dalam tas.

"Apaan, dam?" Tanyaku penasaran.

"Ke sini dulu makannya." Kata dia sambil melambaikan tangan dari bangkunya yang berjarak dua bangku dari tempat dudukku.

Akhirnya aku berdiri dari tempat dudukku dan berjalan mendekati Adam. Waktu aku udah berdiri di samping Adam, dia nunjukin beberapa foto yang udah diprint. Aku menatap heran sekaligus bingung.

"Ini siapa, dam?" Tanyaku heran

"Ini Sissy, de. Anak kelas 7B. Masa kamu ga tau sih?"

"Oh itu...!!! Jadi beneran, dam? Gosip yang selama ini beredar kalo kamu suka sama Sissy?" Kataku setengah teriak.

"Stttttt, jangan keras-keras. Malu tau kalo ada yang denger." Kata dia setengah panik. Untung kelas lagi sepi dan cuma ada kita berdua.

"Cantik juga, dam." Kataku sambil melihat foto Sissy yang ada di tanganku.

"Iya dong, gebetan Adam masa ga cantik." Kata dia dengan nada sombong.

"Btw, kamu dapet darimana foto-fotonya?" Tanyaku heran

"Aku dapet dari facebooknya dia. Aku stalkingin dia, terus aku simpenin foto-fotonya." Jawab Adam santai.

"Astaga Adam, kamu niat banget. Ini fotonya juga kamu print sendiri?" Tanyaku heran.

"Iya, aku juga gunting sendiri fotonya. Makanya ada yang ga rapi kan." Jawab dia sambil menunjukan bagian yang ga rapi.

Setelah selesai liat foto-foto koleksi Adam, aku kembali ke bangku dan melanjutkan makan.

(Bersambung)