Sabtu, 09 September 2017

Gagal Nembak


Beberapa hari kemudian, di jam istirahat Adam mengajakku untuk pergi ke kelasnya Sissy. Tapi, karena aku lagi makan aku pun menolak ajakannya. Akhirnya dia mengajak Bima. Waktu mereka sudah sampai ke kelas seberang, Adam memanggilku dari arah jendela.

"De, Dea!!!" Teriak Adam.

Aku langsung berdiri ketika mendengar teriakan Adam dan menatap ke luar jendela.

"De, semangatin aku ya. Doain berhasil!!!" Kata dia penuh semangat.

Aku cuma geleng-geleng kepala sambil tersenyum kecut melihat tingkah Adam. Aku pun duduk lagi, berusaha menghabiskan bekal yang ku bawa dari rumah. Untung kelas lagi kosong, jadi ga ada yang tahu tingkahnya Adam. Sambil menyantap makanan yang ada di depanku aku pun berfikir tentang kata-kata Adam tadi "semangatin aku ya!". Emang caranya gimana kalo mau nyemangatin orang yang mau nembak? Seumur-umur aku belum pernah ngelakuin hal itu. Apa aku harus bawa pom-pom terus berdiri di depan kelas Sissy sambil bilang 

"Go Adam, Go Adam Go!!!" Atau mungkin

"Give me A, Give D, Give me A, Give me M. Go Adam, Go Go, Go Adam!!!" 

Pake rok pendek diatas lutut, kemeja diiket, udelnya keliatan trus rambut dikucir dua kanan kiri, bawa pasukan satu kompi buat nari bareng? Gitu?

Dan itu tuh ga mungkin banget, akhirnya aku lanjut mengunyah setiap inci mendoan yang ada ditanganku dengan minyak dari ibu penjual yang super royal. Karena minyaknya banyak banget, mungkin kalo diperes bisa jadi pengganti Pomade, biar rambut lebih cling dan khas bau mendoan. Di jamin para cewe-cewe langsung mendekat. Cewe-cewe kecoa maksudnya (kecoa yang berjenis kelamin betina, bisa bertelur dan ga punya tit**). Harum bau daun pisang tatakan mendoan membuatku terbuai untuk makan dengan binal.

Bel tanda masuk berdering, dan semua siswa masuk ke kelas masing-masing. Aku melihat dari balik jendela Adam dan Bima berlarian menuju kelas sambil tertawa riang. Sesampainya di kelas aku langsung menanyai mereka.

"Gimana, dam? Berhasil apa enggak?" Tanyaku pada Adam yang sedang duduk dibangkunya sambil berusaha mengatur nafas."

"Berhasil apanya? Adam aja cuma lewat di depan kelasnya si doi. Begitu dia mau masuk ke kelasnya eh ada gebetannya. Akhirnya si Adam malah lari ngibrit." Sahut Bima dengan nafas yang masih tersengal-sengal.

"Ya ampun, dam. Cemen banget sih lu. Gitu aja udah nyerah. Kan belum tentu mereka pacaran."

"Udahlah, de. Aku nyerah aja, ga kuat aku kalo ngomong langsung ke dia. Lemes rasanya." Kata Adam yang kini sudah sedikit lebih tenang.

Akhirnya aku kembali ke tempat dudukku, karena guru mata pelajaran berikutnya juga sudah masuk ke kelas.

Sambil mendengarkan penjelasan guru, aku sambil termenung memikirkan 'emang susah ya buat mengungkapkan perasaan sama orang yang kita suka'. Padahal nih ya kalo dipikir-pikir, mereka tuh serasi. Sissy itu tinggi, cantik, pinter, baik, rambutnya panjang, kurus, ga nakal, tipe Adam bangetlah pokoknya. Semestara Adam juga ganteng (daripada temenku yang lain), anaknya orang kaya, pinter, baik (cuma sama aku, sama yang lainnya dia mah jahat), tinggi, putih (suka pake lotion), wangi, ga suka jajan (aku ga tau ini nilai plus apa bukan), ga punya temen (temennya Adam cuma temen dari SD contohnya aku). Ya pokoknya mereka cocok lah menurutku. Tapi, ditengah lamunanku ini entah kenapa ada perasaan ngga ikhlas saat aku tau Adam naksir cewe lain. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar