Selasa, 06 November 2018


Lelaki Dari Jepang

“Selamat sore Mbak Dea, untuk minggu ini apakah njenengan bisa membantu pelayanan musik di cabang?” Begitulah isi pesan WA yang aku terima kamis sore itu dari ketua musik di gereja cabang

“Iya mas, bisa.” Jawabku singkat

Hari Sabtu malam aku pun latihan bersama dengan band di gereja cabang tersebut. Ga ada yang aneh ketika kami latihan, ya memang ada beberapa orang yang belum pernah aku liat, tapi ya aku pikir dia orang baru. Selintas terbersit dipikiranku untuk menyapa mereka dan mencoba mengobrol, tapi sepertinya mereka asik dengan dunia mereka sendiri dan aku pun hanya duduk sambil main hp di sudut gereja.

Kriiiiiiinggg.....kriiiiiingg.....kriiiiiinggg

Alarm hapeku berdering kencang memekakan telingaku, aku terbangun dan meraih hpku. Dan ketika aku melihat jam di layar hpku, aku langsung melompat dari tempat tidur.

“Mampus!!! Gimana ini? Kok bisa tau-tau udah jam 6.25?” Kataku panik memaki diri sendiri.

Aku langsung meraih handukku yang ada dibalik pintu kamar dan berlari ke kamar mandi. Lima menit kemudian aku sudah berada di atas motor dengan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul. Aku langsung menarik gas motorku ga peduli belek di mata masih banyak. Aku menuju jalan terobosan untuk sampai ke gereja cabang tersebut. Sampai di gereja, petugas penyambut tamu sudah berbaris rapi di depan pintu lengkap dengan warta jemaat di tangan mereka.

“Kok telat mba? Itu pemusiknya sudah doa di mimbar” Seorang bapak mencoba menyapaku dengan senyuman hangat.

Aku langsung berlari ke depan mimbar untuk ikut berdoa bersama mereka, aku menengok ke arah jam yang berada di belakang ruang gereja, ternyata udah jam 6.55. Sedangkan ibadahnya di mulai jam 07.00.

“AMIN” Hanya kata itu yang aku dengar ketika aku sudah sampai di depan mimbar, yang menandakan doanya sudah selesai. 

Selesai doa aku langsung duduk di bangku keyboard untuk mengecek keyboard yang akan aku mainkan pada saat ibadah. Betapa syoknya aku ketika aku tahu ternyata pianonya ga bisa bunyi sama sekali. Seketika aku langsung panik dan melambaikan tanganku ke arah soundman. Seorang soundman datang mendekat dan mencoba mengecek penyebabnya. Setelah di cek beberapa kali tetep ga bisa bunyi juga, dan jemaat pun mulai bingung. Padahal bapak dan ibu gembala sudah datang, duduk di bangku paling depan dan menatap kami dengan bingung. Keadaan semakin buruk ketika semua tim sadar kalau drummernya belum datang. Ketika semua orang mulai panik, dan waktu juga sudah menunjukan jam 07.10, tiba-tiba ada seorang lelaki berlari dari belakang ruang gereja dan masih memakai jaket berwana cream dan tas selempang berwarna hitam kecil bermerk Tracker. Lelaki itu adalah drummer yang sedang ditunggu-tunggu. Dengan santainya dia langsung duduk di bangku drum, melepas jaket, dan mengambil stik dari dalam tasnya dengan muka polos seolah-olah dia tidak melakukan kesalahan apa-apa. Kami semua yang sedang panik hanya bisa menatapnya heran. Dan dia baru sadar kalau ternyata drumnya ga bunyi setelah mencoba memainkan drum elektrik tersebut.

Akhirnya ibu gembala pun memberikan kode kalau ibadah harus tetap dimulai. Ibadah pun dimulai hanya dengan iringan gitar akustik dan tanpa sound sama sekali. Saat lagu pujian hampir selesai sound system baru bisa nyala.

“Hai Aku Benny” Kata lelaki berkulit sawo matang dan berkumis tipis sambil menyodorkan tangannya. Seketika aku yang sedang sibuk merapikan keyboard langsung menengok ke arahnya.

“Hai Aku Dea, btw masnya orang baru ya?” Tanpa basa basi aku langsung bertanya kepadanya.

“Engga, aku sebenernya udah lama di gereja ini. Cuman baru balik dari Jepang.” Jelasnya mencoba menjawab pertanyaanku.

-Bersambung-


Selasa, 27 Maret 2018

Adam

Adam adalah sebuah nama dari seorang anak laki-laki pertama di keluarga Supardi Wiraatmaja. Adam Syafikal Wiraatmaja nama lengkapnya, yang artinya anak laki-laki pertama yang tampan dan penyayang dari keluarga Wiraatmaja. Kata orang, nama adalah doa dan harapan orang tua kepada anaknya. Tapi menurutku perkataan itu tidak sepenuhnya benar, buktinya saja kelakuan Adam tidak seindah namanya. Memang dia tampan, tapi dia bukanlah orang yang penyayang dan malah sering berbuat kasar kepada orang lain. Tetapi berbeda jika dia sedang berhadapan denganku, dia akan berubah menjadi baik. Itulah yang kadang membuat perasaan ini seolah dibawa naik sampai langit ketuju dan tak tau bagaimana caranya untuk turun lagi ke bumi. 

Aku dan Adam berteman sejak SD sampai SMA. Rumah kita masih satu desa, tapi bedanya dia tinggal di perumahan dan aku dikampung. Sewaktu SD kita sering menghabiskan waktu bersama, tetapi hal itu berubah drastis keadaannya ketika kami mulai memasuki bangku SMP dan SMA. Saat SMP perasaanku kepada Adam semakin mendalam dan membuatku memutuskan untuk menjauhinya dan menjaga jarak dengannya. Naik ke bangku SMA keadaan semakin bertambah parah ketika aku tau Adam berpacaran dengan Hanna sahabatku sendiri. Aku, Hanna, dan Adam berteman sejak duduk di SD sampai SMA. Dan semuanya ini membuat hatiku semakin hancur dan memutuskan untuk benar-benar pergi dari kehidupan Adam.

Senin, 11 September 2017

Coffeeshop (part 1)


Hello guys,

Kali ini aku mau ceritain pengalaman ter-absurd yang pernah aku alamin. Jadi, minggu lalu jurusanku ngadain KKL ke Jogja sama Solo. Ya tempatnya sih emang ga jauh, mungkin kalo naik karpetnya om jin cuman membhtuhkan waktu satu kedipan mata. Tapi, yang membuat KKL ini istimewa adalah kebersamaannya dan keanehan para pesertanya. 

Senin malam setelah kita melakukan perjalanan yang cukup melelahkan, akhirnya kita sampai di sebuah hotel di Jogja. Lebih tepatnya di Jalan Parangtritir, Bantul, deket kampus ISI. Kita sampai sekitar jam 6 sore, habis itu langsung mandi, dll. Selesai mandi, Etha temenku, ngajak aku buat ke coffeshop, tapi dia ga tau tempat yang enak ada dimana. Akhirnya aku bilang kalo temenku juga kerja di coffeeshop. Aku tanya ke temenku, tapi ternyata tempatnya jauh dari hotel, dan dia juga shiftnya besok malem. Akhirnya kita nyari di google coffeeshop yang ada di Jogja. Ketemulah sebuah kedai yang ga jauh dari hotel. 

Kita bertiga memutuskan buat jalan kaki dan pake sendal Swallow sambil bergentayangan mencari coffeeshop. Atas berkat bantuan dan tuntunan mbak-mbak google kita pun jadi bingung sendiri dan nyasar kesana-kemari. Akhirnya aku nanya ke pak satpam hotel sebelah nama jalan yang di maksud sama google. Eh ternyata jalannya ada di depanku persis. Kita menyusuri jalan tersebut dengan formasi, Etha di depan sendiri, aku dan Emak sejajar. Jadi, Etha tuh kaya tumbal kalo misal ada apa-apa dia yang kena duluan, dan kita bakal kabur ninggalin dia. Setelah jalan sekitar 5 menitan kita mulai bingung, ini kenapa jalannya sepi banget ya? Padahal masih jam 9an, apa penduduknya pada suka bobo sore semua? Ahh entahlah, kita jalan terus walaupun di godain sama mas-mas yang ada di angkringan pinggir jalan. 

Setelah berjalan sekitar 15 menit, Etha mulai merasa cape karena ga nyampe-nyampe, akhirnya dia pindah ke belakang. Dan sekarang aku yang mimpin pasukan sendal Swallow pencari kopi. Kita masuk gang lagi yang berbeda, yang ditunjukin sama mbak-mbak google. Dan kita digodain lagi sama penjaga hotel sebelah ditanyain "mau kemana mbak, malem-malem kok jalan sendirian?" Sendirian dari mananya coba? Udah jelas-jelas kita jalan bertiga. Karena digodain Etha langsung mempercepat jalannya, dan dia sekarang ada di depan sendiri tanpa tau mau kemana. Soalnya yang pegang gps kan aku. Tapi, aku ga peduli sama godaaan bapak-bapak tadi. Aku memastikan jalan yang aku lewatin bener. Sesampainya ke coffeeshop yang diincer, eh ternyata udah tutup. Akhirnya kita berhenti dipinggir jalan dan berunding mau balik ke hotel apa cari yang lain. Etha yang lagi nyidam kopi memutuskan buat cari coffeeshop yang lain aja. Akhirnya kita nyari lagi di google dan akhirnya nemu. Ditengah hape yang udah mau mati dan dari tadi (sejam yang lalu) instal grab ga bisa-bisa dan akhirnya bisa, aku pesen grab buat ke tempat yang dimaksud.

(Bersambung)

Sabtu, 09 September 2017

Gagal Nembak


Beberapa hari kemudian, di jam istirahat Adam mengajakku untuk pergi ke kelasnya Sissy. Tapi, karena aku lagi makan aku pun menolak ajakannya. Akhirnya dia mengajak Bima. Waktu mereka sudah sampai ke kelas seberang, Adam memanggilku dari arah jendela.

"De, Dea!!!" Teriak Adam.

Aku langsung berdiri ketika mendengar teriakan Adam dan menatap ke luar jendela.

"De, semangatin aku ya. Doain berhasil!!!" Kata dia penuh semangat.

Aku cuma geleng-geleng kepala sambil tersenyum kecut melihat tingkah Adam. Aku pun duduk lagi, berusaha menghabiskan bekal yang ku bawa dari rumah. Untung kelas lagi kosong, jadi ga ada yang tahu tingkahnya Adam. Sambil menyantap makanan yang ada di depanku aku pun berfikir tentang kata-kata Adam tadi "semangatin aku ya!". Emang caranya gimana kalo mau nyemangatin orang yang mau nembak? Seumur-umur aku belum pernah ngelakuin hal itu. Apa aku harus bawa pom-pom terus berdiri di depan kelas Sissy sambil bilang 

"Go Adam, Go Adam Go!!!" Atau mungkin

"Give me A, Give D, Give me A, Give me M. Go Adam, Go Go, Go Adam!!!" 

Pake rok pendek diatas lutut, kemeja diiket, udelnya keliatan trus rambut dikucir dua kanan kiri, bawa pasukan satu kompi buat nari bareng? Gitu?

Dan itu tuh ga mungkin banget, akhirnya aku lanjut mengunyah setiap inci mendoan yang ada ditanganku dengan minyak dari ibu penjual yang super royal. Karena minyaknya banyak banget, mungkin kalo diperes bisa jadi pengganti Pomade, biar rambut lebih cling dan khas bau mendoan. Di jamin para cewe-cewe langsung mendekat. Cewe-cewe kecoa maksudnya (kecoa yang berjenis kelamin betina, bisa bertelur dan ga punya tit**). Harum bau daun pisang tatakan mendoan membuatku terbuai untuk makan dengan binal.

Bel tanda masuk berdering, dan semua siswa masuk ke kelas masing-masing. Aku melihat dari balik jendela Adam dan Bima berlarian menuju kelas sambil tertawa riang. Sesampainya di kelas aku langsung menanyai mereka.

"Gimana, dam? Berhasil apa enggak?" Tanyaku pada Adam yang sedang duduk dibangkunya sambil berusaha mengatur nafas."

"Berhasil apanya? Adam aja cuma lewat di depan kelasnya si doi. Begitu dia mau masuk ke kelasnya eh ada gebetannya. Akhirnya si Adam malah lari ngibrit." Sahut Bima dengan nafas yang masih tersengal-sengal.

"Ya ampun, dam. Cemen banget sih lu. Gitu aja udah nyerah. Kan belum tentu mereka pacaran."

"Udahlah, de. Aku nyerah aja, ga kuat aku kalo ngomong langsung ke dia. Lemes rasanya." Kata Adam yang kini sudah sedikit lebih tenang.

Akhirnya aku kembali ke tempat dudukku, karena guru mata pelajaran berikutnya juga sudah masuk ke kelas.

Sambil mendengarkan penjelasan guru, aku sambil termenung memikirkan 'emang susah ya buat mengungkapkan perasaan sama orang yang kita suka'. Padahal nih ya kalo dipikir-pikir, mereka tuh serasi. Sissy itu tinggi, cantik, pinter, baik, rambutnya panjang, kurus, ga nakal, tipe Adam bangetlah pokoknya. Semestara Adam juga ganteng (daripada temenku yang lain), anaknya orang kaya, pinter, baik (cuma sama aku, sama yang lainnya dia mah jahat), tinggi, putih (suka pake lotion), wangi, ga suka jajan (aku ga tau ini nilai plus apa bukan), ga punya temen (temennya Adam cuma temen dari SD contohnya aku). Ya pokoknya mereka cocok lah menurutku. Tapi, ditengah lamunanku ini entah kenapa ada perasaan ngga ikhlas saat aku tau Adam naksir cewe lain. 

Naksir Cewe (part 2) 


Semua anak memasuki kelas, tak terkecuali Bima, teman sebangku Adam. Beberapa menit setelah semua siswa memasuki ruangan, guru Bahasa Indonesia masuk ke kelas kami, Bu Tuti namanya. 

"Ayo anak-anak keluarkan buku paket kalian." Kata Bu Tuti sambil membetulkan kacamatanya yang mulai melorot.

Semua anak bergegas mengambil buku mereka, termasuk Bima dan Adam. Sewaktu mengambil buku paket dari laci mejanya, tanpa disengaja Bima menjatuhkan semua foto Sissy yang tadi dipamerkan Adam kepadaku. Bima lalu memungutinya satu per satu. Lalu terjadilah keributan diantara mereka berdua.

"Dam, kamu naksir Sissy???" Tanya Bima heran.

Tanpa menjawab pertanyaan Bima, Adam langsung merebut semua foto Sissy dari tangan Bima dan memasukannya ke dalam tas. Tapi, Bima terus saja meledek Adam sampai-sampai Bu Tuti marah.

"Adam, Bima!!! Kalo mau ribut diluar saja!" Bentak Bu Tuti

Pulang sekolah seperti biasa kami bertiga keluar kelas dan pulang bersama, aku, Adam, dan Bima.

"Ciee Adam cieee yang punya fotonya Sissy banyak banget." Kata Bima sambil menggoda Adam.

"Ya kenapa, lagian Sissy kan cantik. Ga punya pacar lagi. Jadi, apa yang salah kalo aku naksir dia?" Kata Adam sedikit kesal.

"Yang salah itu kamu, dam. Kamu ga berani buat bilang langsung ke dia. Cinta itu harus dinyatakan dam, bukan dipendam." Kata Bima sok bijak.

"Oke besok aku bakalan nyamperin Sissy ke kelasnya. Siapa takut." Kata Adam dengan nada sombong.

Kamis, 07 September 2017

Naksir Cewe (part 1)


Waktu duduk di bangku kelas 7 SMP. Adam pernah naksir cewe, namanya Sissy. Nama lengkapnya Sissy Respati. Dia adalah anak kelas 7B, sedangkan aku dan Adam adalah anak kelas 7E. Kelas kami berseberangan, soalnya kelasku itu bangunan lama dan kelasnya Sissy itu bangunan baru. Ya gitu deh pokoknya, susah jelasinnya. Pernah suatu ketika waktu jam istirahat dan kelas kosong Adam tiba-tiba manggil aku yang lagi makan mendoan di kelas.

"De, sini deh. Kamu mau tau ga?" Kata Adam sambil mencoba mengeluarkan sesuatu dari dalam tas.

"Apaan, dam?" Tanyaku penasaran.

"Ke sini dulu makannya." Kata dia sambil melambaikan tangan dari bangkunya yang berjarak dua bangku dari tempat dudukku.

Akhirnya aku berdiri dari tempat dudukku dan berjalan mendekati Adam. Waktu aku udah berdiri di samping Adam, dia nunjukin beberapa foto yang udah diprint. Aku menatap heran sekaligus bingung.

"Ini siapa, dam?" Tanyaku heran

"Ini Sissy, de. Anak kelas 7B. Masa kamu ga tau sih?"

"Oh itu...!!! Jadi beneran, dam? Gosip yang selama ini beredar kalo kamu suka sama Sissy?" Kataku setengah teriak.

"Stttttt, jangan keras-keras. Malu tau kalo ada yang denger." Kata dia setengah panik. Untung kelas lagi sepi dan cuma ada kita berdua.

"Cantik juga, dam." Kataku sambil melihat foto Sissy yang ada di tanganku.

"Iya dong, gebetan Adam masa ga cantik." Kata dia dengan nada sombong.

"Btw, kamu dapet darimana foto-fotonya?" Tanyaku heran

"Aku dapet dari facebooknya dia. Aku stalkingin dia, terus aku simpenin foto-fotonya." Jawab Adam santai.

"Astaga Adam, kamu niat banget. Ini fotonya juga kamu print sendiri?" Tanyaku heran.

"Iya, aku juga gunting sendiri fotonya. Makanya ada yang ga rapi kan." Jawab dia sambil menunjukan bagian yang ga rapi.

Setelah selesai liat foto-foto koleksi Adam, aku kembali ke bangku dan melanjutkan makan.

(Bersambung)

Selasa, 08 Agustus 2017

Adik Laki-Laki


Hello guys, 

Kali ini aku mau bahas tentang adiku sendiri. Ga penting sih emang, ya semua artikel yang aku tulis juga ga penting sih, tapi ini adalah artikelku paling ga penting banget. Dan untuk pertama kalinya aku bahas tentang adiku sendiri. Mungkin bagi kalian cewe-cewe yang punya adik laki-laki mengalami hal yang sama kaya aku. Oke, langsung aja kita bahas.

1. Tiba-tiba jadi tinggi

Yang aku rasain akhir-akhir ini adalah, aku berasa kurcaci kalo berdiri disamping adekku. Entah kenapa, setelah sunat dia kok jadi tambah tinggi kaya ada NOS (bagi yang gamers mungkin tau) yang ngebuat dia tumbuh lebih cepat.

2. Sok dewasa

Meskipun aku sebagai kakak lebih tua dari dia, tapi kadang tuh dia sok dewasa banget. Pake ada acara kasih nasehat segala, seakan-akan dia tahu segalanya.

3. Rugi lahir duluan

Akhir-akhir ini aku juga merasa rugi karena lahir duluan. Kenapa? Ya berasa rugi aja gitu loh, masa kita yang lahir duluan, trus kita yang tumbuh duluan. Dan disaat kita udah ga bisa tambah tinggi, tiba-tiba dia nambah tinggi. Seakan-akan hidup ini tuh ga adil sama sekali. 

4. Harus sering beli baju

Mungkin kasus ini cuma dialami adekku, setiap naik kelas dia harus beli baju baru. Soalnya baju yang tahun lalu udah ga cukup. Selain tambah tinggi, adeku juga tambah lebar, dan itu membuat ibuku semakin repot nyariin baju buat dia. Celana juga cepet banget sobek, karena dia tuh ga nyadar kalo pantatnya lebar, duduknya malah sembarangan. Ya udah, sobek tuh celana.

5. Suka seenaknya sendiri

Dia tuh susah banget dibilangin buat melakukan sesuatu sesuai aturan. Contohnya, waktu aku mau pake motorku yang sebelumnya dipinjem sama dia tiba-tiba spionnya tinggal satu. Waktu ditanyain kenapa tuh spion dicopot, dia jawab dengan enteng katanya 'ga usah terlalu taat aturan, lagian motornya cuma dipakIe dikampung.' Jawaban yang luar biasa keren yang diberikan oleh seorang pelajar SMP. Amazing. Habis itu, udah deh aku marahin habis-habisan.

6. Males banget belajar

Dia tuh malesnya kebangetan kalo disuruh belajar. Paling kalo disuruh belajar juga mentok cuma 5 menit, itupun cuman ngerjain PR. Kalo dia ga bisa jawab PR-nya, dia nanya ke semua orang yang ada di rumah. Kalo yang ditanyain juga ga bisa, ya udah dia tutup bukunya, trus mainan hp liat youtube.

Ya itulah beberapa deritaku menjadi kakaknya dia. Makasih udah baca artikelku yang super duper ga penting banget.